Kepala BNN Malut Diminta Mundur

Kombes Pol Ely Djamaludin  di Karaoke 



Praktisi Hukum Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Aslan Hasan meminta Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Maluku Utara Kombes Pol Ely Djamaludin, segera mengundurkan diri dari jabatnya guna menyelamatkan lembaga BNN.

Selaku pejabat publik, Ely tidak mampu menempatkan dirinya sehingga terjaring razia tim gabungan TNI, Polri, BNN dan Satpol PP Kota Ternate, di salah satu room tempat hiburan Royal’s Karaoke Minggu 17 April 2016.

“Tidak pantas sebagai seorang pejabat publik yang bersentuhan dengan penegakan hukum di bidang narkotika, karena tempat-tempat itu (karaoke) simbol miras dan lain-lain di situ. Apalagi tidak menjalankan tugas tetapi beliau justru tertangkap atau terjaring dalam razia yang dilaksanakan beberapa elemen,” kata Aslan kepada Okezone di Ternate, Senin 18 April 2016.

Menurutnya, sangat tidak etis sebagai pejabat publik yang tugasnya dalam penegakan hukum pemberantasan narkoba namun dalam keadaan yang sama berada di tempat tidak tepat. Meski alasan Ely ikut memantau tim razia, tetapi pakaian yang dikenakan tidak mencerminkan menjalankan tugas kedinasan.

“Sepantasnya mengundurkan diri sebagai Kepala BNNP Maluku Utara untuk menyalamatkan organisasi yang dipimpin. Karena itu (terjaring razia) sangat memalukan citra BNN ketika dalam situasi seperti itu kemudian pemberitaan yang sangat tidak pantas dalam penilaian publik,” tegasnya.

Jika Ely tidak legowo, tambah Aslan, sebaiknya Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso mengambil langkah pencopot terhadap Ely Djamaludin dari jabatanya sebagai Kepala BNNP Maluku Utara. Kepercayaan publik terhadap lembaga BNN tidak bagus, di lain sisi menjalankan tugas penegakan hukum narkotika tetapi berada pada tempat hiburan malam.

Sementara  Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku Utara Kompos Pol Ely Djamaludin menyangkal dirinya terjaring razia gabungan yang dilakukan TNI, Polri, BNN Maluku Utra, dan Satpol PP Kota Ternate.

Ely mengaku keberadaanya di salah satu ruangan di Royal'S Karaoke tersebut ikut memantau rencana razia yang dipelopori Detasemen POM TNI-AD Pattimira XVI/I Ternate. Karena sebelumnya, ia mendapat informasi bahwa tempat karaoke itu sering dimasuki pelaku penyalanggunaan narkoba.

Menurutnya, jika benar dirinya terjaring razia maka dia tidak akan menunggu petugas memeriksa semua pengunjung dan memilih lebih dulu pulang. Namun yang terjadi, dia ikut memantau hingga tim gabungan ini usai menjalankan tugas.

"Kalau saya terjaring, kenapa harus tunggu mereka (petugas) sampai selesai? Kalau terjaring pasti saya sudah turun duluan untuk pulang. Bukan saya membela diri, tapi saya bicara fakta," katanya kepada wartawan (17/4)  (T/OC)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel