Ketika Nabi Muhamad Lapar



Mesjid Nabawi, salah satu jejak Nabi Muhamad. (foto : Ist)
Bila pakaian Nabi Muhamad terkoyak atau robek, beliau akan menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang bisa  dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu istrinya di dapur.

Aisyah, istri beliau pernah bercerita,  ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga,” ungkapnya. Dan meski sedang sibuk, bila ia  mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sholat.

Suatu kali Rasulullah pulang pada pagi hari dengan perut lapar. Tetapi dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Aisyah belum ke pasar. Beliau lantas bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” kata Nabi. Khumaira adalah panggilan mesra untuk ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan.

Aisyah  menjawab dengan rasa besalah, “Belum ada apa-apa Yaa Rasulallah.” Mendengar jawaban tersebut Nabi segera berkata,  ”Baiklah kalau begitu. Saya puasa saja hari ini.”

Suatu kalia Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para sahabat gerakan  beliau antara satu ruku ke satu ruku yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser  satu sama lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung bertanya setelah selesai sholat :

“Ya Rasulallah, kami melihat Tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Tuan sakit ?”

“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab Nabi tegas.

“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, ada tendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh? Kami yakin anda sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat terkejut. Perut Nabi  yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi  gemeletuk  setiap kali tubuhnya  bergeraknya.

“Yaa Rasulallah! Apakah ada sesuatu dengan  makanan yang engkau miliki, kami akan mengambilnya,” kata Umar terus terang.

Dengan  lembut dan tersenyum Nabi menolak niat Umar, ”Tidak para sahabatku. saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan Allah nanti, apabila saya sebagai pemimpin menjadi beban kepada umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia dan  akhirat,” katanya. Subbanallah. (EM)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel