Sekolah Kharisma Bangsa Tangsel Disarankan Untuk Ditutup


Sebagian Guru dan Murid Sekolah Kharisma Bangsa (foto:Ist)
Kharisma Bangka memiliki 700 peserta didik diantaranya SMP dan SMA sebanyak 549 murid Sedangkan SD sekitar 150-200 orang. Sekolah ini dikelola oleh penerbit Yudistira. Kharisma Bangsa merupakan sekolah berkonsep asrama. Sejumlah tenaga pengajar di tempat tersebut tak hanya dari Indonesia tapi, juga ada dari beberapa negara lain seperti Amerika, Filipina, Turki, serta Inggris. Para guru dari luar negeri ini mengajar beberapa bidang pelajaran seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi.

Kepala Sekolah SMP/SMA Kharisma Bangsa, Sutirto kepada Tangsel Pos mengatakan bahwa hingga saat ini dirinya masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa yayasan pendidikan tersebut tidak ada kaitannya dengan Fethulleh Gulen.

Sutirto mengakui memang sempat ada kerjasama antara Kharisma Bangsa dengan organisasi dari Turki yaitu PASIAD. Hal ini yang menyebabkan Kedutaan Besar Turki di Indonesia mengeluarkan rekomendasi agar beberapa sekolah di Indonesia ditutup.
Menurut Sutirto secara formal maupun informal Sekolah Kharisma Bangsa tidak mempunyai keterkaitan dan kerjasama dengan Fethulleh Gullen. Sutirto mengklaim sekolah yang dipimpinnya itu merupakan sekolah berbasis sains dan pembangunan karakter yang fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, akhlak dan bukan berbasis agama.

“Di sini ada siswa yang beragam Islam, Hindu, dan Budha. Jadi memang bukan sekolah berbasis agama dan kami tidak pernah menuliskan bahwa Sekolah Kharisma Bangsa adalah sekolah agama, lalu bagaimana ini bisa dikait-kaitkan dengan terorisme. Sejak 2014 kami sudah tak bekerjasama lagi dengan organisasi dari Turki,” tegasnya.

Sutirto menerangkan para pengajar dari luar negeri itu tidak ada kaitannya dengan ideologi ekstrim. “Tidak ada juga ajaran-ajaran yang dicurigakan, karena sebetulnya sekolah ini adalah sekolah sains. Jadi enggak nyambung saja, nggak ada hubungannya,” terangnya.

Pihak Kharisma Bangsa sedang berkonsultasi dengan pihak terkait dengan adanya dugaan terkoneksi dengan pemberontak Turki tersebut. “Kita ingin bertanya kepada pihak yang berkaitan sebaiknya seperti apa, karena sekolah ini lembaga terbuka, pemerintah indonesia tahu tindak tanduk sekolah kami,” paparnya.
Sementara salah seorang orangtua murid yang enggan disebutkan namanya mengatakan Kharisma Bangsa tidak mengajarkan politik. Di sekolah hanya diajarkan untuk belajar guna meraih prestasi.

“Sekolah ini bagus, sekolah ini selalu mengajarkan cinta tanah air, dan berakhlak baik, kami orangtua murid yakin kalau sekolah ini tidak bermasalah. Pokoknya jangan sampai ditutup,”ungkapnya.(irm)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel