Di Tangsel Full Day School Masih Pro Kontra


Taryono, Plt Dindikbud. Thn 2020 targetnya
Cipasera.com – Rencana Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  menerapkan system full day school (FDS)mendapat tanggapan  beragam dari wali  murid di Tangsel. Dari sejumlah  wali murid yang dihubungi cipasera.com  tampak ada yang pro ada pula yang menolak. Ini terjadi karena pemahaman terhadap FDS masih kurang sehingga presepsinya pun berbeda –beda.

Ny Susi Arimbi, wali murid  yang tinggal di Villa Bintaro Indah,  Jombang ini  mengatakan, dirinya menolak FDS  lantaran  FDS akan mengurangi waktu anak  bermain dan berinteraksi dengan dengan orang tua.

“Masa anak –anak adalah masa bermain,  juga interaksi dengan keluarga. Jika anak kehilangan masa indah bermainnya, kami khawatir  akan membentuk karakter  anak jadi keras dan tak tahu sportivitas. Bermain itu juga mengajarkan nilai –nilai kejujuran, sportivitas dan solidaritas. Kalau itu hilang, maka hilang pula nilai –nilai itu,” ujar Arimbi yang lulus psikologi di sebuah univertas ini. “Makanya saya tak setuju sekolah full day. “

Berbeda dengan Syahduni, warga Sarua Indah, Kec Ciputat. Pria yang berprofesi sebagai disainer iklan ini mengatakan sebaliknya. Ia sangat setuju dengan FDS. Sebab  dengan FDS anak terus belajar sehingga memory otaknya selalu terasah.

“Disamping itu, orang tua juga menjadi ringan. Waktunya tak habis untuk mengawasi anak,” kata Syahduni. “Saya sih tak khawatir anak-anak kehilangan masa bermain. Bukankah di sekolah juga bermain kalau jam istirahat?”        

Menurut  Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Taryono, kebijakan  pemerintah menerapkan FDS tentu sudah dikaji baik buruknya. Jadi wali murid tak perlu  khawatir.

“Pada prinsipnya dirinya dan jajaran akan menjalankan peraturan  tersebut tapi  bertahap, mengingat  akan disesuaikan dengan kondisi infrastruktur yang ada di tiap-tiap sekolah,” kata Taryono, Rabu 14/6/2017.

Taryono menambahkan,  sejatinya  di Tangsel beberapa sekolah telah  menerapkan full day school , sudah lama. Dari 157 SD Negeri yang ada di Tangsel, 88 diantaranya belum siap secara infrastruktur untuk menjalankan kebijakan 8 Jam belajar setiap hari. Itu karena karena masih ada kelas  pagi dan siang.

Namun Kota Tangsel, kata Taryono telah menargetkan tahun 2020 nanti semua sekolah bisa menerapkan  full day School.  Itu  sesuai  kebijakan  Wali kota Tangsel.(Red/Ts/)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel