Peringatan Malari 2018 Akan Diadakan di Jogja

Yogya kota pergerakan (Foto: Ist)
Cipasera - Semangat meneguhkan demokrasi dan mewujudkan keadilan sosial masih terus bergelora di jejaring kaum prodemokrasi Indonesia. Pasca reformasi 1998, berbagai problematika kebangsaan seperti liberalisme, disintegrasi sosial, hingga masalah pemenuhan hak sosial ekonomi masyarakat, terus berkelindan dan belum mampu diakomodir oleh negara sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

Berbagai gerakan perlawanan menuntut hak rakyat terus berlangsung dalam berbagai bentuk sejak era kemerdekaan hingga kini. Salah satu yang heroik adalah Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari), berupa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974.

Malari yang dimotori aktivis Dewan Mahasiswa UI Hariman Siregar, dengan gagah berani melakukan kritik terbuka atas kesalahan strategi pembangunan Orde Baru dan menuntut Presiden Soeharto untuk lebih mementingkan rakyat, bukan malah menguntungkan asing dalam pembangunan nasional. Walau akhirnya, barisan mahasiswa dan pemuda mengalami represi hebat dari kekuasaan otoriter Orba.

Tak terasa, sudah lebih 4 dekade Peristiwa Malari, tetapi masih tertanam kuat di memori publik, khususnya kalangan aktivis dan politisi. Dalam beberapa hari ke depan, rencananya ratusan aktivis dan politisi lintas generasi, sektoral dan ideologi akan berkumpul di Yogyakarta guna memperingati Malari.

"Kami mengundang Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian termasuk para tokoh Yogyakarta, untuk berkenan hadir dalam Peringatan 44 Tahun Peristiwa Malari yang akan digelar hari Senin mendatang. Selain temu kangen dan diskusi publik, kita juga akan mendengarkan orasi kebangsaan dari tokoh Malari Hariman Siregar," ujar Ketua Pelaksana Peringatan Malari, Isti Nugroho melalui pesan elektronik kepada media.

Isti menerangkan, Peringatan 44 Tahun Malari itu sekaligus juga merayakan 18 Tahun Indonesian Democracy Monitor (InDEMO), sebuah lembaga kajian yang didirikan Hariman Siregar dkk. Acara terbuka untuk umum pada hari Senin (15/1/2018) pukul 09-13 WIB di University Club Universitas Gajah Mada (UGM), Boulevard, Jalan Pancasila Nomor 2, Bulaksumur, Yogyakarta.

Bertema "Mengembalikan Reformasi yang Kita Mau", Peringatan Malari akan diisi dengan analisa kekinian dan orasi kebangsaan Hariman Siregar, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi publik menghadirkan narasumber handal, antara lain Ari Sujito (akademisi UGM), Max Lane (Indonesianis dari Australia), Daniel Dhakidae (jurnalis senior), Bhima Yudhistira (ekonom Indef), Cak Nun (budayawan), juga pandangan berbagai tokoh senior lainnya.

"Hariman Siregar adalah sosok tokoh bangsa yang sangat berkomitmen dalam mewujudkan demokrasi yang berkeadilan sosial di Indonesia. Dia adalah sosok inspiratif yang konsisten atas apa yang ia cita-citakan," tutur tokoh muda Wenry Anshory Putra, yang akan turut hadir di Yogyakarta.

Wenry berharap, anak-anak muda yang peduli dengan tanah air mampu melanjutkan estafet perjuangan Hariman Siregar dan aktivis senior lainnya, guna mewujudkan demokrasi yang berkeadilan sosial dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta.(red/*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel