Presiden Masjidil Haram : Bahasa Indonesia Penting untuk Mengirim Pesan Islam

Presiden Masjidil Haram Abdurrachman Sudais


Cipasera -Bahasa Indonesia akan menjadi bahasa International. Apa pasal? Sebab setelah resmi digunakan sebagai bahasa kitab khotbah di Masjidil Haram, bahasa Indonesia akan cepat dikenal oleh bangsa –bangsa lain. Soalnya, jemaah  Masjidil Haram dari seluruh bangsa di dunia yang memeluk Islam. 

“Tentu  akan dipelajari bangsa –bangsa, di Masjidil Haram semua bangsa sholat disitu. Kalau mereka mendengar kotbahnya dengan bahasa Indonesia, keinginan tahu dan belajar bahasa Indonesia pasti ada,” kata Albdul Majid, mahasiswa Indonesia di Arab Saudi, Selasa 27/2/2018,. “Harusnya itu juga diikuti oleh para pejabat Indonesia dengan memberi tempat bahasa Indonesia dalam pidato bila di luar negeri.”

Abdul menambahkan, penghargaan imam besar mestinya jadi momentum untuk “kebangkitan” bahasa Indonesia. Hilangkan istilah –istilah asing ada berpidato dengan bahasa asing.

Seperti dilaporkan oleh Kantor Berita Antara Minggu, (25/2) kemarin,  bahasa  Indonesia  resmi digunakan dalam kitab khotbah di Masjidil Haram. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Arab Saudi, Sheikh Abdur-Rahman As-Sudais.

"Bahasa Anda sangat penting di dunia ini, dan inilah tugas kami untuk menggunakannya dalam rangka mengirim pesan khutbah di Haramain ke umat," kata Sheikh As-Sudais di Mekkah, Minggu (25/2). 

Masjidil Haram menggunakan bahasa yang berbeda sebagai sarana untuk menyebarkan pesan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam yang bersifat universal, dan juga sejalan dengan upaya Pemerintah Saudi untuk menguniversalkan pelaksanaan Visi Arab Saudi 2030.
"Bahasa digunakan dengan teknologi baru agar pesan dapat dipelajari secara internasional," lanjut Sudais.

Ia sadar bahwa sekarang era media menggunakan bahasa sebagai sarana menyampaikan pesan kepada masyarakat, baik nasional maupun internasional.

"Ini adalah era media, dan oleh karena itu kita bergandengan tangan, terutama melalui media digital," terangnya. (Red/tw/Ant/mdk)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel