Dollar AS Tembus Rp 14.00, Ini Dia Dampaknya



Cipasera -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sudah menembus Rp 14.000. Menurut  Reuters, Senin (7/5/2018), di pasar spot dolar AS berada di antara Rp 14.005 dan Rp 13.995. Ini merupakan level tertinggi dolar AS di sepanjang 2018.

Sementara laman resmi Bank Indonesia (BI) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar dolar AS ditetapkan Rp 13.956. Angka ini lebih tinggi dari kemarin Rp 13.943.


Penguatan dolar AS terjadi belakangan ini dan dikarenakan sentimen eksternal seperti membaiknya ekonomi AS dan sinyal kenaikan suku bunga acuan AS The Fed.

Pengamat ekonomi Indef Bima Yudhistira.  kondisi pelemahan kurs rupiah memengaruhi tiga hal. Pertama, neraca perdagangan terancam kembali defisit karena biaya bahan baku impor meningkat. 
"Beberapa industri seperti tekstil, farmasi, besi baja yang sebagian besar bahan bakunya bergantung impor akan terkena imbas paling besar," ujarnya.
Dampak kedua,  risiko gagal bayar swasta meningkat. Swasta harus membayar dengan Dollar AS,  sementara pendapatannya diperoleh menggunakan mata uang rupiah. Selisih kurs berisiko mengganggu keuangan perusahaan swasta. Apalagi tidak semua utang luar negeri swasta di hedging(lindung nilai).
Sedangkan ketiga, untuk efek ke utang pemerintah pelemahan rupiah membuat kewajiban membayar cicilan pokok dan bunga utang luar negeri dalam bentuk valas akan membesar. Ruang fiskal akan semakin sempit, dalam jangka panjang defisit keseimbangan primer membengkak.
Dan masih menurut Bhima, ada cara untuk antisipasi pelemahan nilai rupiah, Bank Indonesia, selain menggunakan cadangan devisa, diperkiraan  akan menaikkan 7-days repo rate 25-50 bps di semester II-2018 ini.(red/ts/dtk/LE)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel