Pengamat Sarankan, Menteri Kesehatan Mundur dari Jabatan

 
    Menkes Budi S

Cipasera – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebaiknya memilih mundur dari jabatannya. Hal itu akan lebih baik daripada dicopot oleh Presiden. Hal itu terkait adanya  desakan 372 guru besar Fakultas Kedokteran dari 23 universitas di Indonesia yang telah mendeklarasikan mosi tak percaya  kepada Menkes pekan lalu.

Hal itu dikatakan Pengamat kebijakan publik sekaligus Direktur Eksekutif Study for Indonesia Government Indeks (SIGI), Medrial Alamsyah. Medrial  mengatakan hal itu dalam rangka memberi saran. 

“Dengan kekacauan yang tampaknya sudah tidak mampu diatasi Menkes karena reputasi yang sudah anjlok, seharusnya BGS secara kesatria mundur saja,” ujarnya dalam wawancaranya kepada media di Jakarta,  seperti dikutip VOI, Senin 16 Juni.

Medrial  selanjutnya mengatakan Presiden RI, Prabowo Subianto, sudah seharusnya mengambil alih masalah ini. Menurut dia, dunia kesehatan dan kedokteran sudah lama berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Keduanya hanya fokus pada mengobati, bukan mencegah penyakit. 

Medrial  juga mengkritik dunia kesehatan dan kedokteran hari ini bukan untuk menyehatkan, tapi menjadikan masalah kesehatan sebagai industri yang hanya menguntungkan pemilik modal dan elite terkait.

“Pemerintah harus mengubah fokus dari mengobati menjadi mencegah sakit. Diikuti oleh program-program konkrit untuk menciptakan pola hidup sehat," ujar Medrial.

Dunia kedokteran, tambah Medrial,  juga harus dibenahi dengan memberi mereka insentif yang fair sehingga dapat menghentikan praktik-praktik pelanggaran etika kedokteran, praktik-praktik conflict of interest dan lain sebagainya,” kata pengamat yang juga menjadi anggota International Public Management Network ini.

Medrial termasuk salah satu orang yang tak setuju dengan pengkotakan bahwa seorang menteri kesehatan harus berasal dari dunia kedokteran saja. Menurut dia, manajemen itu bersifat universal. 

“Jadi bisa dari mana saja yang penting punya leadership, kemampuan managerial yang mumpuni, punya visi kemasyarakatan yang baik, dan tentu berintegritas,” kata pria kelahiran Tawali, Sawahlunto, Sumatera Barat ini. (Red/Voi)






Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel