Vaksin Palsu dari Tangsel Efeknya Sangat Berbahaya


vaksin yang diteteskan kepada balita. Foto ilustrasi.


Banyak yang khawatir tentang efek dari vaksin palsu, bila  vaksin tersebut masuk ke dalam tubuh bayi atau anak-anak. Menanggapi terbongkarnya pabrik vaksin palsu di Pondok Aren, Tangerang Selatan,  Vaksinolog lulusan University of Siena, Italia, dr Dirga Sakti Rambe menjelaskan, efeknya bisa sangat berbahaya saat vaksin palsu itu disuntikkan ke dalam tubuh.

"Tapi ini tergantung isinya, tadi yang saya dengar isi dari vaksin palsu ini campuran cairan infus dan antibiotik. Tentu ini tidak steril," katan Dirga kepada  VIVA.co.id.

Untuk cairan yang tidak steril, katanya, jika masuk ke dalam tubuh, efeknya bisa menimbulkan demam hingga infeksi berat. "Bisa jadi vaksin palsu ini mengandung bakteri jadi bisa menimbulkan demam bahkan infeksi berat," katanya.

dr Dirga pun menyatakan, bahwa sesungguhnya, kasus vaksin palsu bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Sebelumnya, Mei 2016, juga sempat ditemukan vaksin palsu beredar di masyarakat. Bahkan 2011 lalu, juga sempat beredar vaksin palsu di Jawa Timur.

Namun meski vaksin palsu sudah beredar dan banyak digunakan untuk bayi dan anak-anak, Kementrian Kesehatan RI belum memiliki data korban akibat efek vaksin palsu. “Kami belum pernah menerima pengaduan. Bisa jadi  masyarakat belum ada yang mengadukan,” kata pejabat Kemenkes yang tak mau disebut namanya. Untuk itu ia menghimbau masyarakat bila ingin vaksin dating ke rumah sakit. Dijamin vaksinnya asli.

Beberapa hari lalu Bareskrim Mabes Polri,  Subdit Industri dan Perdagangan (Indag), Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus  mengungkap pembuatan vaksin bayi palsu di Pondok Aren, Tangerang Selatan pada Selasa (21/6) malam. Dari lokasi penggerebekan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, penyidik menyita ratusan jenis ‎vaksin palsu seperti vaksin campak,  BCG, pentabio, tetanus hingga hepatitis B.

Pengungkapan ini diawali dari adanya penggerebekan di sebuah apotek ternama di Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (21/6) siang.Kemudian tim melakukan pengembangan ‎ke lokasi pembuatan vaksin di kawasan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren, Tangerang. Di lokasi ini, petugas mengamankan seorang pria berinisial AP selaku produsen pembuat vaksin bayi palsu.

Selain AP, sang istri yang ‎berinisial L juga diamankan termasuk seorang pria lainnya berinisial S yang berperan sebagai kurir yang mengantar vaksin ke sejumlah apotek. Beberapa barang bukti yang terkait kasus ini, sebagian telah disita Bareskrim di antaranya ‎307 vaksin campak kering, 11 vaksin BGC, tiga kemasan vaksin hepatitis B, 38 vaksin tetanus dan lainnya.Petugas juga turut menyita sejumlah alat penyulingan vaksin palsu seperti larutan kimia, botol infus, dan peralatan medis pendukung pembuatan vaksin bayi palsu.

Dirtipideksus Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Agung Setiya mengatakan, ‎proses pembuatan vaksin bayi palsu dimulai dari pengumpulan botol bekas vaksin yang diisi oleh larutan yang dibuat sendiri tersangka AP.
“Lalu label vaksin dibuat di percetakan di Kalideres, Jakarta Barat. Pemilik percetakan saat ini masih kami cari,” katanya. Pabrik pembuatan vaksin palsu ini membuat vaksin campak, polio, dan hepatitis B, tetanus, dan BCG.

Agung mengungkapkan, di lokasi pabrik ditemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya serta alat untuk membuat vaksin mulai dari botol ampul, bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan labelnya.

“Pelaku mengisi ampul dengan cairan buatan sendiri yang menyerupai vaksin aslinya dengan
menempelkan merk dan label. Cairan buatan pelaku tersebut berupa antibiotic gentamicin dicampur dengan cairan infus,” tambahnya. (TS/Vv/PK)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel