Keberanian Taryono Hadapi Massa "PPBD" Dipuji

Berani hadapi massa (foto: ist)
Cipasera - Banyak pejabat bila berhadapan dengan masyarakat, apalagi berhadapan langsung dengan massa jumlah ratusan cenderung mencari aman, mewakilkan kepada bawahannya. Tapi hal itu tak berlaku bagi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Taryono Mpd. Dia tak segan untuk tampil berhadapan dengan masyarakat,  seperti yang terjadi saat PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru) online yang berlangsung sejak tanggal 2 Juli lalu.

Lantaran website ppdbtangsel.com  sering error mengakibatkan banyak masyarakat yang mendaftar mendatangi posko- posko pengaduan.  Tak heran, tampak  ratusan wali calon siswa. Di Posko Setu, misalnya, sekitar 500 pendaftar yang kebanyakan ibu - ibu merangsek. Dan Taryono dengan tenang menghadapinya.

"Ibu - ibu, bapak-bapak, tidak usah khawatir. Semua akan dilayani. Memang sistem mengalami kendala. Tapi semua akan ditangani," kata mantan Sekdis Perhubungan Tangsel ini. Dan hebatnya, semua hadirin reda tensi emosinya. Lantas semua lalu mengikuti arahannya, untuk tertib melaporkan masalah yang dihadapi.

Setelah pengaduan terlaporkan, esoknya Posko pengaduan dipusatkan di SMP 11 Serpong. Disini Posko dibuat tiga jalur. Untuk pendaftaran, input data yang sudah terdaftar dan kesalahan nama, NIk dan lain sebagainya.

"Alhamdulilah, di posko ini semua masalah tertampung. Saya sudah selesai, error nama dan NIK yang tak sama," kata Deny, warga Ciputat."Saya tinggal nunggu pengumuman."

Langkah memusatkan Posko memang dinilai para pendaftar langkah tepat. Sebab dengan satu tempat, semua problem daftar bisa ditampung dan bagian satu dan lainnya bisa cepat terkoordinasi.

Taryono pun bisa tersenyum. Tapi meski demikian, ia tetap tak bisa santai. Lelaki yang dibesarkan di Tegal, Jawa Tengah ini tetap selalu "nongkrong" pulang malam.

"Ya, semua ini tanggung jawab yang harus dipikul, demi kemajuan generasi Tangsel. Kalau untuk kesana ada kendala, kita benahi. Insyaallah bisa selesai," kata Taryono usai sholat Azhar di mesjid Al Hakim, tak jauh dari posko pengaduan.

Dengan kehadiran Taryono setiap ada situasi "kritis",  akhirnya masyarakat merasa terlayani dengan baik, juga terpikir,  bahwa semua kendala PPDB diakibatkan  oleh sistem IT yang belum "akurat dan tepat". Bukan disebabkan oleh faktor lain, yang berbau komersial.

Memang banyak pihak menyayangkan terhadap konsultan IT yang merancang website PPDB.

"Kalau dilihat dari tampilan website harus diakui masih sederhana. Aplikasi dan sistemnya kelas sederhana juga. Kemungkinan besar karena Pemkot Tangsel  belum punya tenaga ahli sehingga menerima saja apa yang dibuat konsultan," kata Andriyansyah, ortu calon siswa. "Mudah -mudahan kejadian sekarang jadi pelajaran. IT harus ditangani oleh profesional. "

Kepala Dinas Kominfo, Ismunandar yang sempat melihat Posko mengatakan, secara teknis ia tak tahu sebabnya apa website PPDB kadang sulit diakses.

"Soal teknis IT saya tidak tahu. Saya bukan ahli IT. Tapi kami ikut mensupport supaya Lancar. Ada beberapa orang Kominfo bantu- bantu," kata Ismu.

Ismu juga mengatakan, IT itu kaitannya cukup banyak secara teknis. Dari sinyal, satelit atau jaringan yang ada. "Kalau satu kena gangguan, akan mempengaruhi yang lain," pungkasnya kepada cipasera.com, Kamis 12/7/2018.

Ismu memuji Dindik dalam menangani masalah yang timbul. Katanya, cepat bergerak dan tanggap. **







Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel