Salim Said : Jendral Tersangka Mesti Hati - Hati Penanganannya
Kamis, 13 Juni 2019
Edit
Sunarko |
Pensiun bukan berarti putus ikatan. Ada adigium, militer tak mengenal pensiun.
Untuk itu Pengamat Militer Salim Sahid mengatakan, dijadikannya tersangka Dua purnawirawan jenderal TNI bintang dua oleh kepolisian, dalam menangani kasus ini mesti bijak dalam memperhitungkan faktor psikologis yang melibatkan TNI.
"Saya sebagai orang yang mempelajari peranan politik tentara, saya ingin mengatakan faktor psikologis yang harus diperhitungkan baik-baik dalam menyelidiki hal-hal melibatkan atau dicurigai oknum-oknum tentara," kata Salim dalam sebuah acara televisi seperti dikutip viva.co, Kamis, 13 Juni 2019.
Menurut Salim, mengapa demikian, dia ingatkan agar jangan sampai ada anggota oknum tertangkap, namun memunculkan persoalan lain. Kata dia, polisi juga mesti bekerja maksimal dengan membuktikan ada sesuatu yang mencurigakan.
"Polisi bekerjalah dengan baik membuktikan ada sesuatu yang mencurigakan. Dan, berhati-hati, jangan itu dipromosikan berlebihan, sehingga itu akan mempengaruhi persepsi publik," ujar Salim.
Salim menyebut tentara memiliki ikatan psikologis yang kuat. Ia mencontohkan kasus Lapas Cebongan, Sleman pada 2013. "Itu salah secara hukum, orang-orang itu dihukum. Tapi, secara psikologis itu menjadi bagian integral dari cara mereka tentara melihat dirinya sendiri," tutur Salim.
Lalu, ia mengatakan, meski oknum sudah purnawirawan juga tak bisa dilepaskan dari institusi TNI sebagai induknya. Polisi pun diminta segera menyelesaikan kasus ini. Bagi dia, status tersangka terhadap Soenarko yang notabene eks komandan Kopasus harus jadi perhatian.
"Kalau saya jadi tersangka saya kan enggak penting. Tapi, kalau seorang bekas jenderal, komandan Kopassus, dia punya ikatan. Anda harus tahu, tentara yang paling ketat ikatannya adalah pasukan khusus," kata Guru Besar Universitas Pertahanan itu.
Kemudian, Salim menekankan polisi harus memiliki prioritas dalam mengungkap persoalan ini.(Red/viva)