"Renovasi" Vagina Melonjak 300%



Cipasera - Renovasi vagina atau peremajaan vagina kini tidak hanya dilakukan para artis tapi masyarakat biasa. Bahkan jumlahnya melonjak tajam.
Menurut  Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah, Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp. OG saat media gathering di Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019,praktik renovasi vagina yang mulai dikenal tujuh tahun lalu kini melonjak hingga 300 persen. Ni Komang sendiri mengaku bahwa hampir setiap hari harus menangani pasien yang datang untuk melakukan renovasi vagina.
Dalam catatan, vaginal rejuvenation sebelum datang ke Indonesia, peremajaan vagina sudah lebih dahulu populer di dunia Barat. Prosedur ini dilihat sebagai solusi terhadap sejumlah masalah pada miss V, sehingga banyak yang kepincut.
Di Indonesia, meski prosedur ini belum begitu akrab di telinga, namun beberapa aktris Tanah Air sudah mencoba dan mengakuinya di ruang publik. Sebut saja aktris kontroversial Nikita Mirzani yang melakukan operasi vagina (vaginoplasty) pada Mei 2018 lalu.
Sementara Tessa Kaunang melakukan perawatan vagina pada Oktober 2018. Alasan ibu dua anak itu rela mengeluarkan duit hingga Rp7 juta untuk sekali perawatan laser vagina adalah demi kesehatan bagian organ intimnya dan suami masa depannya.
Menurut  Ni Komang Yeni Dhanasari,  renovasi atau peremajaan vagina merupakan prosedur perawatan yang dilakukan di area kewanitaan, meliputi vagina, baik itu pada rongga vagina, dinding vagina, seluruh otot dan mukosa di vagina serta dasar panggul yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi akibat proses kehamilan, melahirkan, perubahan hormon maupun menopause.
"Walaupun disebut dengan peremajaan vagina, sebenarnya prosedur ini tidak hanya untuk area internal vagina saja, melainkan juga area eksternal meliputi area labia mayor, minor, dan klitoris," tuturnya.
Prosedur 'renovasi' miss V ini, menurut dia, tak cuma sekadar tren tapi juga kebutuhan bagi kaum Hawa. Wanita perlu melakukannya karena bisa memberikan kepercayaan diri yang hilang akibat banyak hal yang terjadi di area vagina, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas hidup mereka.
Prosedur ini tepat dilakukan jika wanita mengalami kelonggaran dan berkurangnya elastisitas pada vagina akibat perubahan hormon, kehamilan dan persalinan. 
Selain itu, vagina kering sehingga menyebabkan nyeri pada saat berhubungan seksual atau menyebabkan kepuasan seksual berkurang, tidak bisa menahan air kecil ketika tertawa, kelainan bawaan yang dianggap memerlukan koreksi atau penampilan area kewanitaan yang mulai mengganggu baik fungsi maupun estetikanya. Kasus yang paling sering dikeluhkan pasien adalah berubahnya anatomi area kewanitaan dan hilangnya sensasi sensual sebelum maupun sesudah melahirkan.
Tidak ada batasan usia untuk peremajaan vagina. Selama ada indikasi dan tidak ada kontra indikasi, siapa saja boleh melakukan. Semua prosedur dilakukan tidak saat hamil dan biasanya tiga bulan pascamelahirkan serta boleh dilakukan pada ibu menyusui.
Namun bagi dr Yassin Sp.OG,  sebelum menjalani prosedur ini akan lebih dahulu dilakukan seleksi dan konseling serta diagnosis oleh dokter ahlinya demi mengetahui pasien tersebut benar membutuhkan prosedur ini atau tidak. Jika hasilnya dibutuhkan maka bisa dilakukan dengan cara non-invasif, semi-invasif hingga invasif (operasi). Namun, prosedur ini tidak bisa dilakukan saat wanita hamil dan saat masa sindrom pramenstruasi (PMS) karena tubuh menjadi lebih sensitif, sehingga kurang nyaman.
Adapun peremajaan vagina yang dilakukan dengan non-invasif, yakni CO2 Fractional Laser yang dapat meningkatkan fungsionalitas seluruh area vagina, menormalkan aliran darah, meningkatkan lubrikasi, meningkatkan sistem imun dan mengembalikan kekuatan serta elastisitas dinding vagina. Ada juga Labia Bleaching yang bertujuan mencerahkan area sekitar vagina yang umumnya disebabkan oleh penuaan dan melahirkan.
Sementara semi-invasif, terdiri atas Labia Mayora Augmentation dengan tujuan menambah volume pada bagian bibir vagina labia luar, yang dapat dilakukan dengan Platelet Rich Plasma (PRP) atau filler, sehingga tampilan vagina lebih berisi dan kencang. Selain itu, G-spot Injection untuk meningkatkan orgasme dan membantu wanita yang tidak dapat menikmati hubungan seks akibat kehilangan titik sensitifnya.
Dari sejumlah treatment yang ditawarkan untuk peremajaan vagina, menurut dia, vaginoplasty paling banyak dilakukan wanita karena untuk mengatasi masalah vagina longgar atau merapikan bekas melahirkan yang secara kosmetik dan estetik tidak baik. 
Adapun untuk mendapatkan hasil yang baik perlu melakukan setidaknya tiga kali laser. Dan biaya paket laser vagina untuk tiga kali di kliniknya sekitar Rp15 juta. (Red/viva/*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel