Kesaksian Akhir Abad, Rocky Gerung Minta Pemerintah Mendekat Pada Sastra

Teguh Wijaya (kiri) Muhaimin dan Rocky Gerung         (kanan)

Aku mendengar suara jerit hewan yang terluka/ ada orang  memanah rembulan/ anak burung terjatuh dari sarangnya/Orang orang harus dibangunkan/kesaksian harus diberikan/ agar hidup bisa terjaga

Puisi Kesaksian ditulis Rendra pada tahun 70an itu pembuka acara Kesaksian Akhir Abad, digelar di Kafe Sastra Balai Pustaka, Jakarta, Sabtu, 7 November 2020.

Acara bertajuk Rindu Rendra itu merupakan lomba baca puisi Rendra dan diskusi kebudayaan sebagai kegiatan tahunan Komunitas Burung Merak Rendra. Tanggal bulan dipilih sesuai kelahiran Rendra pada tahun 1935. Setelah pengumuman pemenang lomba puisi,  acara kemudian ditutup dengan diskusi, selaras dengan judul puisi yang dilombakan berjudul Kesaksian Akhir Abad.

Diskusi Kesaksian Akhir Abad dipandu oleh moderator Teguh Wijaya, wartawan senior, menghadirkan Muhaimin Iskandar , Ketua Umum PKB dan pengamat sosial Rocky Gerung. 

Diskusi cukup hangat dan menyengat datang dari Rocky Gerung. Dia mengatakan,  pemerintah dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nabil Makarim semestinya mendekat kepada puisi dan mengembangkan bidang sastra. 

”Agar keakraban sosial terjadi,  dengan memberi peran sastra menjadi dikursus atau wacana di kepala rakyat Indonesia. Mereka perlu tahu kenapa ada cerita Siti Nurbaya di Ranah Minang. Sehingga melahirkan gerakan feminisme. Kenapa di Jawa ceritanya lain. Masyarakat Jawa lebih paternalistik dibandingkan dengan masyarakat Minang,” kata Rocky.

Wacana seperti itu harus ada di kepala generasi muda sekarang dan kalangan pemerintah harus menyediakan fasilitas itu. “Agar Kaum milenial tahu Indonesia 1000 tahun lalu. Maka malam ini bisa kita katakan malamnya PKB, partai kebangkitan balai pustaka,” usul Rocky Gerung.

Rendra, kata Rocky lewat puisinya Kesaksian Akhir Abad mengingatkan kita semua,  persoalan yang sama meski berganti rezim tidak pernah berubah kondisi sosial. “Masing masing sibuk dengan urusan sendiri. Lewat puisi Rendra, mengkritik agar politisi dan pemerintah sadar itu bahwa Indonesia belum seperti yang kita harapkan,” imbuh Rocky.

Sementara itu, Muhaimin Iskandar mengakui bahwa partai PKB dan partai lainnya belum maksimal dalam berperan mengubah situasi. Dan itu perlu kritik. ”Alangkah indahnya bila kritik itu seperti dilakukan oleh Rendra, melalui sastra. Ada kritik tetapi lewat bahasa yang indah. Mungkin anak anak jaman sekarang kurang mendalami puisi sehingga kekerasan yang muncul dari kritik. Itu bisa kita bisa lihat di medsos. Ke depan, kita dan pemerintah perlu lebih intens lagi mendalami sastra khususnya puisi,” kata Cak Imin. (KD)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel