Lebak Sebarkan 1708 Relawan Untuk Cegah Stunting

 Cipasera - 1.708 relawan dikerahkan untuk pencegahan stunting dengan tugas melaksanakan pendampingan terhadap keluarga rawan kasus itu di daerah setempat.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah di Lebak, Banten, Senin, mengatakan para relawan mendampingi keluarga rawan stunting yang tercatat 126.800 kepala keluarga di daerah tersebut.

Ia mengatakan pentingnya penurunan prevalensi sunting di daerah setempat sebagai bagian dari upaya penyelamatan generasi penerus bangsa.

Keluarga rawan stunting, ucapnya, dengan indikator antara lain pasangan usia subur (PUS) yang memiliki banyak anak, jarak kelahiran antaranak yang dekat, menikah usia muda, tidak memiliki sumber air bersih yang memadai,  memiliki pendapatan ekonomi rendah, dan rumah tak memiliki jamban.

"Hasil pendampingan relawan itu juga dijadikan prioritas pencegahan dengan melibatkan semua instansi terkait, juga elemen masyarakat hingga tokoh agama," katanya.

Para relawan pendamping keluarga di daerah itu melakukan pencatatan terhadap bayi, ibu hamil, dan calon pengantin dengan menelusuri lokasi mereka tinggal. Tugas pencatatan itu terkait dengan upaya pemerintah mencegah prevalensi stunting.

"Kami hari ini baru mencatat ibu hamil sebanyak empat orang, dua bayi, dan satu calon pengantin, " kata seorang relawan yang juga Ketua Posyandu Kananga RW 11, Kelurahan Rangkasbitung Barat Yuyun Yuniarsih.

Para relawan itu, terdiri atas bidan, kader posyandu, dan PKK kelurahan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga untuk melakukan pencatatan tersebut.

Saat pencatatan bayi, mereka antara lain juga melakukan pengukuran tubuh, panjang tangan, lingkar kepala, dan berat badan. Dalam kegiatan itu, relawan dari unsur bidan sekaligus melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ibu hamil.

Kegiatan mereka lainnya, berupa penyuluhan dan edukasi pencegahan stunting kepada keluarga yang memiliki bayi dan ibu hamil. 

Ia menjelaskan pentingnya penyuluhan agar keluarga memperhatikan asupan gizi dengan mengonsumsi makanan jenis sayur-sayuran, telur, daging, ikan, susu, buah-buahan, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) .

Relawan juga memberikan buku panduan tentang makanan bergizi yang murah dan terjangkau masyarakat, serta meminta orang tua bayi dan ibu hamil secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas setempat.

Saat pencatatan terhadap calon pengantin, petugas juga memberikan pembekalan tentang pentingnya sasaran tersebut --saat hamil dan memiliki bayi-- memperhatikan asupan gizi, menerapkan pola asuh yang benar, serta rutin memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Kami setelah melakukan pencatatan hari itu juga melaporkan ke tim penanganan stunting kelurahan melalui WhatsApp dan jika ditemukan bayi stunting maupun ibu hamil mengalami kekurangan gizi langsung dilakukan pemantauan," katanya.

Lia Yuliana (22), warga RW 11 Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kabupaten Lebak mengaku senang didatangi relawan pendamping keluarga untuk pendataan dan pemeriksaan kesehatan.

"Kami bersyukur dalam kondisi sehat setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, namun tetap harus memperhatikan asupan gizi dan rutin ke puskesmas," kata Lia yang sedang hamil empat bulan untuk anak pertamanya.

Antara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel