Pelecehan Seksual Anak dan KDRT Cukup Tinggi Di Tangsel

Ilustrasi Pelecehan
Cipasera -  Masalah anak dan perempuan di Kota Tangsel ternyata angkanya cukup tinggi dan memerlukan perhatian semua pihak. Sebab hal itu saling terkait. Apalagi kini pengaduan kasusnya  beragam. Selama  2018,  setidaknya tercatat ada 156 kasus aduan, yang menimpa  anak dan perempuan. Jumlah tersebut yang berhasil didata atau dicatat oleh  P2TP2A, antara Januari hingga September 2018. 
Meski belum diklasifikasikan jenisnya tapi dari 156 aduan itu, terbanyak  soal anak-anak, dan kasusnya adalah pelecehan seksual.
Hal itu diungkapkan Ketua  P2TP2A  Tangsel Herlina Mustikasari, usai rapat di sebuah hotel di Serpong, Jumat, 21/12/2018.
"Untuk anak, paling banyak masih soal pelecehan seksual. Kekerasan seksual jangan dipikir semuanya perkosaan. Anak diraba sedikit saja, dicolek, enggak boleh sekarang," ungkap Herlina.
Herlina menambahkan, meski tergolong tinggi  angka aduan tersebut tapu bila dibanding tahun sebelumnya, sekarang lebih rendah.  Pada 2017, total aduan mencapai 167. Khusus aduan anak sebanyak 120 aduan.
Untuk perempuan, Herlina masih mengamati kecenderungan kasus aduannya, yakni mereka sebagai korban. Terbanyak mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran istri.
"Penelantaran itu, suami enggak kasih nafkah. Kemana coba ngadunya? Memang polisi mau ngasih makan Anaknya?" kata Herlina, bertanya.
Dengan banyaknya kasus anak dan perempuan di masyarakat, Herlina menyatakan, masyarakat, terutama perempuan, agar cepat  melaporkan jika mengalami pelecehan atau tindak kekerasan.
"Kami terbuka dengan laporan. Laporan bisa langsung ke kantor, " pungkas Herlina.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel