Dewanto, Sosok Pejabat Reaksi Cepat



Dewanto, cepat bereaksi menata lingkungan. (Foto:ist)

 Bagi banyak orang Tangsel, nama Dewanto sudah tak asing lagi. Mengapa tidak, sejak Tangsel bediri ia sudah memangku tiga jabatan yang sama tapi beda instansi. Yang pertama, ia sebagai Sekretaris Dinas Disperindag  dan  Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Transmigrasi. Dan terakhir Seketaris BLHD Tangsel.

Sebelum memangku jabatan yang terakhir, saat ada mutasi tahun lalu, seorang wartawan meramalkan ia akan menjabat kepala dinas. Tapi suratan tangan berkata lain. Ia ternyata dilantik sebagai Sekretaris BLHD.

“Sebagai ‘prajuit’ saya siap ditempatkan dimana saja. Yang penting bisa ikut  memajukan Kota Tangsel,” ujar Dewanto tersenyum  kala itu,  usai dilantik menjadi Sekretaris BLHD.

Bagi Dewanto, jabatan itu amanah. Untuk itu, jabatan yang diberikan oleh atasannya akan dijalankan dengan baik. Dan itu bukan sekadar jargon yang klise, tapi ia buktikan dengan kerja keras dan disiplin. Tak heran ia sering sekali telihat pulang jam 18.00.

“Malah kadang suka malam hari,” kata Muhdi, security  Kantor BLHD, Setu, Tangsel .

Lelaki yang sangat familiar dengan siapa saja ini sering pula memotivasi bawahannya untuk besikap tegas tehadap aturan dan cepat melayani masyarakat. 

“Kalau bisa cepat mengapa harus diperlambat. Layanan ke masyarakat itu penting. Dan supaya tak ada kesan BLHD birokratis,” kata Dewanto.              

Alhasil, seringnya memotivasi tercipta pula kesatuan misi dan misi BLHD. Dan bersama jajarannya lahirlah ide.
Salah satunya yang menarik, diaktifkannya  Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengawasi aktivitas berbagai bidang usaha di Tangsel . TRC yang berada di bawah Bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) BLHD ini akan dibentuk di tujuh kecamatan yang ada di Tangsel mulai awal 2016.

“Tahun 2016, BLHD mencanangkan sebagai tahun penegakkan hukum. Kami akan bersikap tegas terhadap para pelanggar lingkungan,” ungkap  Dewanto dalam acara Sosialisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Hotel Limo Gading Serpong, Tangerang akhir tahun lalu.

Menurut Dewanto, TRC akan mengawasi pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), limbah cair, limbah padat dan limbah gas yang dihasilkan oleh berbagai usaha di kota ini. Penegakkan itu dilakukan karena kondsi sungai di Tangsel seluruhnya sudah tercemar.

Di Tangsel, kata Dewanto, saat ini dilalui tiga sungai besar yakni Cisadane, Angke dan Pesanggrahan. Untuk sungai Cisadane memiliki lima anak sungai, sungai Angke memiliki 12 anak sungai dan sungai Pesanggaran mempunyai satu anak sungai. Seluruhnya sudah tercemar. Kondisi ini sangat memprihatinkan.

BLHD Tangsel memang harus bekerja keras dan tegas. Ini mengingat Kota Tangsel sudah berkembang sedemikian pesat. Dewanto merincikan, di Tangsel kini ada 11 hotel, 29 rumah sakit, 54 Puskesmas, 46 perumahan besar, 140 klinik kecantikan dan salon, 97 rumah sakit bersalin, 211 lokasi dokter praktik, 954 SPBU, 386 minimarket, 21 apartemen dan terdapat ratusan rumah makan dan pusat kuliner.

“Jika BLHD tak bekerja keras dalam menyikapi  masalah lingkungan yang muncul, saya prediksi  problem besar dikemudian hari akan menghadang,” pungkas pria asal Solo ini. (TW).  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel