Selamat Ulang Tahun, Kabupaten "Tua" Pandeglang



 
Pendopo Kabupaten Pandeglang. Kabupaten Tua 


Oleh Rizky Irwansyah, Mahasiswa

Setiap 1 April  Kabupaten  Pandeglang merayakan Hari Jadi. Untuk 2017 ini   berusia 143 tahun. Sebuah perjalanan yang cukup panjang. Ragam perkembangan serta perubahan juga mewarnai sejarah Kabupaten Pandeglang, yang disebut "Negri Santri" ini.

Dalam sejarahnya, Kabupaten Pandeglang ialah tempat untuk menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC. Banten yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang sebagai wilayah untuk menyusun kekuatan. Kekuatan kesultanan dipencar ke pelosok Pandeglang seperti di kaki gunung Karang dan di pantai.

Pandeglang dalam percaturan sejarah kesultanan Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis. Hal tersebut bisa terlihat dari berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Pandeglang. Semua itu bukan hanya membekas pada benda yang berwujud, tapi juga membekas pada kultur kehidupan masyarakat 

Pandeglang. Tak heran, Pandeglang merupakan kota santri dan Pandeglang terkenal dengan daerah yang historis, patriotis dan agamis.Lebih dari sewindu perjalanan politik dan kepemimpinan Banten dikuasai oleh Dinasti. Hal itu membuat catatan kelam tersendiri yang pada akhirnya berdampak pada Pandeglang yang menjadi kabupaten tertinggal.

Dibuktikan berdasarkan Perpres No. 131 Tahun 2015, ditetapkan ada 122 Daerah Tertinggal. Untuk Provinsi Banten ada dua kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal: Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

Suatu daerah ditetapkan sebagai Daerah Tertinggal berdasarkan kriteria yang di antaranya, perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas dan karakteristik daerah.

Karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kebijakan pemerintah, korupsi, kolusi dan nepotisme seolah-olah tidak bisa terhindarkan dari kabupaten dengan garis laut yang lebih panjang dari daratannya itu. Tingginya tingkat kemiskinan, banyaknya angka pengangguran dan rusaknya fasilitas umum serta kurangnya progres pembangunan infrastruktur menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Pandeglang kurang paham mengenai langkah yang diambil pemerintah.

MEA, KEK, dan Pandeglang
Meski usianya hampir satu setengah abad, Kabupaten Pandeglang dirasa belum siap menghadapi persaingan pasar global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu, Pandeglang yang mempunyai garis pantai yang panjang menjadikan dirinya mendapatkan tugas menjadi Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) dengan mengandalkan Pariwisata Tanjung Lesung sebagai objeknya.

Hal itu tentu menjadi beban tersendiri bagi kabupaten dengan masyarakat yang notabenenya hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), mengingat Kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai, dan insfrastruktur yang rusak. Harus diakui bahwa posisi masyarakat Kabupaten Pandeglang sangatlah lemah untuk bersaing dalam kontestasi ekonomi Asean.

Kurangnya perhatian pada pendidikan dan tingginya angka kemiskinan mengakibatkan lemahnya masyarakat untuk bersaing secara ketat dengan negara Asean. Kurangnya Kualitas SDM Kabupaten Pandeglang berdampak pada masyarakat setempat yang hanya menjadi budak di negeri sendiri. Artinya, penduduk setempat kalah bersaing dan lebih menghormati orang asing.

Harapan dan Doa untuk Pandeglang
Selamat bertemu dengan hari jadimu yang ke 143, Pandeglang. Tentunya banyak doa dan harapan yang dipanjatkan teruntuk kota tercinta ini. Harapannya pasti menjadi kabupaten yang mencerdaskan dan berakhlak untuk menjadi masyarakat berkah yang diridai Allah swt. 

Selain itu, menjadi kota dengan masyarakat yang sehat—bukan hanya kondisi tubuh sehat, tetapi harus juga sehat dalam pikiran.

Semoga di bawah kepimpinan yang baru, Pandeglang dapat terus melesat jauh mengejar kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan generasi-generasi yang dapat mewujudkan cita-cita bersama.(Source: Qureta)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel