Warga Pertanyakan "Keanehan" Patahnya Jembatan Di Setu
Senin, 08 Mei 2017
Edit
Jembatan Setu yang patah |
Cipasera.com -Putusnya jembatan di Perumahan Pesona Serpong, Kelurahan
Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel hingga kini masih jadi perbincangan
masyarakat. Pasalnya, ada sejumlah kejanggalan terhadap pembangunan jembatan tersebut.
Menurut Samian, Warga yang tinggal di Perumahan Pesona, jembatan tersebut harusnya masuk domain Dinas Pekerjaan Umum tapi anehnya yang menangani proyek tersebut tahun 2014 adalah Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Tangsel.
“Ini kan aneh. BPBD konsennya pada penanggulang bencana, lha kok
bikin jembatan. Tentu itu bukan keahliannya. Saya curiga, ada yang tak beres
pada kontruksinya,” kata Samian kepada cipasera.com,
Senin, 8/5/2017. “Apalagi jembatan itu baru dua tahun berfungsi kok bisa rusak kena
arus air. Padahal debit airnya juga tak begitu kencang.”
Menurut Samian, warga sebenarnya sudah mengendus jembatan
tersebut “rapuh”. Pondasi dan turapnya tidak
di plester dan diaci sehingga tidak kuat ikatan batunya. Tak hanya itu, kalau dilewati mobil, apalagi kalau papasan jembatan seperti goyah. Makanya tahun 2016 sejumlah warga melaporkan kepada Dinas PU
yang waktu itu masih Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air. Dan
direspon, rencananya 2017 DPU akan membangun kembali.
Chaerudin, Kepala BPBD yang dikonfirmasi media menyatakan, memang betul
jembatan tersebut yang membangun BPBD, untuk membantu evakuasi masyarakat yang tinggal di perumahan
Pesona Serpong yang sering kebanjiran. Tapi Chaerudin tak tahu secara detil, jembatan tersebut dibangun. Sebab jembatan itu
dibangun bukan semasa dirinya menjabat. Ia baru jadi Kepala BPBD Januari lalu.
Humas DPU Imanudin mengatakan, DPU segera
membangun jembatan yang terletak di sekitar Perumahan Pesona Serpong tersebut. “Pembangunan
kembali tersebut sudah direncanakan
sebelum jembatan patah terkena banjir. Warga
tahun 2016 lapor dan kami tindak
lanjuti,” kata Imanudin di kantornya, Senin 8/5/2017. “Tentu kami akan bangun
sesuai standar jembatan berdasarkan
kajian Amdal. Soal biaya bisa dicek di ULP, sedang dilelang.”
Iman menambahkan, membangun jembatan dengan bentang 9 x 150 meter mesti memperhitungkan pondasi yang kuat, yang mampu menahan debit air tertentu. Demikian halnya dengan kontruksi landasan jembatan harus dengan perhitungan fisika yang matang. (Red/TW)