Di Tangsel Full Day School Masih Pro Kontra
Kamis, 15 Juni 2017
Edit
Cipasera.com – Rencana
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan system full day school (FDS)mendapat tanggapan beragam dari wali murid di Tangsel. Dari sejumlah wali murid yang dihubungi cipasera.com tampak ada yang pro ada pula yang menolak.
Ini terjadi karena pemahaman terhadap FDS masih kurang sehingga presepsinya pun
berbeda –beda.
Ny Susi Arimbi, wali murid yang tinggal di Villa Bintaro Indah, Jombang ini
mengatakan, dirinya menolak FDS
lantaran FDS akan mengurangi
waktu anak bermain dan berinteraksi
dengan dengan orang tua.
“Masa anak –anak adalah masa
bermain, juga interaksi dengan keluarga.
Jika anak kehilangan masa indah bermainnya, kami khawatir akan membentuk karakter anak jadi keras dan tak tahu sportivitas.
Bermain itu juga mengajarkan nilai –nilai kejujuran, sportivitas dan solidaritas.
Kalau itu hilang, maka hilang pula nilai –nilai itu,” ujar Arimbi yang lulus
psikologi di sebuah univertas ini. “Makanya saya tak setuju sekolah full day. “
Berbeda dengan Syahduni, warga Sarua
Indah, Kec Ciputat. Pria yang berprofesi sebagai disainer iklan ini mengatakan sebaliknya. Ia sangat setuju dengan FDS. Sebab dengan FDS anak terus belajar sehingga memory
otaknya selalu terasah.
“Disamping itu, orang tua juga
menjadi ringan. Waktunya tak habis untuk mengawasi anak,” kata Syahduni. “Saya
sih tak khawatir anak-anak kehilangan masa bermain. Bukankah di sekolah juga
bermain kalau jam istirahat?”
Menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tangerang Selatan Taryono, kebijakan
pemerintah menerapkan FDS tentu sudah dikaji baik buruknya. Jadi wali
murid tak perlu khawatir.
“Pada prinsipnya dirinya dan jajaran
akan menjalankan peraturan tersebut tapi
bertahap, mengingat akan disesuaikan dengan kondisi infrastruktur
yang ada di tiap-tiap sekolah,” kata Taryono, Rabu 14/6/2017.
Taryono menambahkan, sejatinya di Tangsel beberapa sekolah telah menerapkan full day school , sudah lama. Dari 157 SD Negeri yang
ada di Tangsel, 88 diantaranya belum siap secara
infrastruktur untuk menjalankan kebijakan 8 Jam belajar
setiap hari. Itu karena karena masih ada
kelas pagi
dan siang.
Namun Kota Tangsel, kata Taryono telah menargetkan tahun 2020 nanti semua sekolah
bisa menerapkan full day School. Itu sesuai kebijakan Wali kota Tangsel.(Red/Ts/)