Beri Hadiah Baca Puisi Serbet, Kepala Dindikbud Banten Diminta Mundur.
Rabu, 02 Mei 2018
Edit
Cipasera - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten diminta mundur dari jabatannya sebab dinilai telah melecehkan pembacaan peradaban agung: puisi. Dikdikbud memberikan hadiah baca puisi juara II dengan dua lembar serbet. Serbet biasa untuk melap piring atau gelas.
Permintaan mundur tersebut disampaikan Teguh Wijaya, penyair yang juga jurnalis dari Tangerang Selatan. "Pemberian hadiah serbet dua lembar untuk baca puisi menyinggung perasaan penyair. Sebab pemberian hadiah seperti itu terkesan melecehkan,"kata Teguh Wijaya kepada cipasera.com, Rabu, 2 Mei 2018. "Puisi itu peradaban agung sekaligus peradababan tua. Menghina atau melecehkan puisi sama saja melecehkan peradaban."
Masih menurut Teguh, memang pemberian hadiah serbet itu untuk baca puisi, tapi harus diingat, pembacaan puisi adalah bentuk medium perwujudan puisi yang lain. Dan sejak zaman Nabi Muhamad, lomba baca puisi sudah ada. Jadi dua - duanya tak bisa dipisahkan.
"Jadi apa yang dilakukan Dindikbud merupakan bentuk kekacauan apresiasi kepada peradaban. Kalau lembaga pendidikan dan kebudayaan saja kacau, bagaimana dengan yang lain? Jadi sebaiknya Kepala Dindikbud mundur saja, agar tak membuat malu Banten yang menjunjung tinggi peradaban."
Senada dengan Teguh, Penyair dari Cilegon, Muhamad Rois Rinaldy, dalam akun FBnya menulis, "Begini, ya. Kalau tidak paham seberapa penting kesusastraan bagi suatu daerah, mari diskusi. Mari kita bicara. Mari kita sama-sama berlajar kembali memahami apa dan bagaimana kesusasteraan," kata Penyair yang belum lama ini pentas di Malaysia.
Rois lalu bertanya, penyair-penyair Banten, apa perlu kita mengadakan persidangan terbuka untuk panitia penyelenggara dan penanggungjawab kegiatan (pemberi hadiah serbet) ini?
"Penyair Banten mati-matian membangun peradaban yang waras, ini mati-matian meruntuhkan kewarasan," tulis Rois
Seperti ramai diperbincangkan, Noval, mahasiswa Universitas Bina Bangsa Kota Serang kaget saat mendapatkan hadiah juara dua lomba baca puisi yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pemprov Banten, Rabu (2/5/2018).
Saat dibuka, hadiah untuk kategori umum yang ia terima hanya dua helai serbet. “Pas pulang saya buka hadiahnya, saya kira hadiahnya buku, pulpen, atau alat tulis lainnya. Ternyata pas dibuka cuma serbet. Gak ada piagam atau piala. Saya gak tau hadiah juara satu dan lainnya,” ujar Noval, seperti dilansir bantennews.co.Id
Lebih jauh Noval bercerita, dirinya datang ke lokasi acara di halaman gedung Dindikbud Banten untuk menyaksikan acara Pentas Seni Budaya dalam peringatan Hardiknas. Ternyata ada lomba baca puisi. Karena masih bisa mendaftar, ia pun ikutan. Dan ternyata jadi juara Kedua. Kata Noval, penyelenggaranya Dindikbud karena panitianya mengenakan seragam dan Pakai tanda dinas.
Lebih jauh Noval bercerita, dirinya datang ke lokasi acara di halaman gedung Dindikbud Banten untuk menyaksikan acara Pentas Seni Budaya dalam peringatan Hardiknas. Ternyata ada lomba baca puisi. Karena masih bisa mendaftar, ia pun ikutan. Dan ternyata jadi juara Kedua. Kata Noval, penyelenggaranya Dindikbud karena panitianya mengenakan seragam dan Pakai tanda dinas.
Sementara itu Kabid Kebudayaan Dindikbud Banten, Ujang Rafiudin mengaku bahwa kegiatan tersebut memang kegiatan dinas. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa dirinya tidak tahu persis secara teknis kegiatan tersebut karena bukan di bidangnya.(red/ts/bnn)