"Perang Sarung" Remaja Pandeglang Menewaskan Siswa SMA

 
         Korban tewas

Cipasera - "Perang Sarung"  remaja antar kampung yang berujung pengeroyokan,  meminta korban jiwa. AE, siswa SMA di Pandeglang tewas dengan luka berat dikeroyok di masjid saat tadarusan. 

Kapolres Pandeglang AKBP Belny Warlanyah mengatakan,  korban berinisial EA (17), pelajar SMA, warga Mandalawangi, Pandeglang telah meninggal dunia akibat kejadian Perang Sarung tersebut, antara anak- anak Kampung Kadu Cina, Desa Gunung Sari.

“Kejadian pada Sabtu (16/04) sekira pukul 02.00 WIB di Desa Gunung Sari, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang. Berdasarkan informasi, Perang Sarung antara anak-anak Kampung Kadu Cina dan Kampung Bale Gede, saat menjelang sahur, "kata Belny saat dikonfirmasi, Senin 18/4/22.

 "Anak-anak menyabetkan sarungnya kepada lawan, dimana pada ujung sarung sudah diisi batu atau benda keras sehingga dapat menimbulkan luka serius ketika mengenai lawan,” tambah Belny 

Dalam tawuran itu, anak-anak dari Kampung Kadu Cina terdesak oleh serangan anak-anak dari Kampung Bale Gede dan  lari untuk sembunyi mencari pertolongan dengan masuk ke dalam masjid.

Ketika anak-anak masuk ke dalam masjid, korban EA  sedang tadarusan.  Mendengar kegaduhan ia keluar  masjid melerai Perang Sarung tersebut.  

"Naas, korban EA malah menjadi sasaran dan dikeroyok oleh anak-anak dari Kampung Bale Gede hingga pingsan,” ungkap Belny.

Melihat EA terkapar, warga dan keluarganya membawanya  ke RSUD Berkah Pandeglang.Tapi  pihak RSUD Berkah  merujuk ke RS lain yang lebih lengkap peralatannya karena luka EA cukup serius. Setelah ditanfsni  Rumah Sakit Bedah Benggala Kota Serang,  pada Minggu (17/04) sekira pukul 18.00 WIB korban dinyatakan meninggal dunia.

“Pasca kejadian, Polsek Mandalawangi dan   para tokoh dan unsur Forkopimda  mengantisipasi aksi balasan dengan menyiagakan personel di lokasi. Memastikan tidak terulang aksi perang sarung,” ujar Belny.

Belny berjanji,  akan fokus untuk segera dapat menangkap pelakunya dan memproses pidananya hingga ke pengadilan,” tegas Belny.

Belni  meminta partisipasi aktif masyarakat bersama Polisi  melakukan preemtive strike, membubarkan kelompok remaja dan melakukan penggeledahan terhadap kerumunan remaja sehingga tidak membiarkan tawuran terjadi. (Red/hm/t)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel