80 Guru dan Kepsek PAUD Ikut Edukasi Pencegahan Stunting. Deden Deni: Menuju Indonesia Emas

    Deden bersama siswa berprestasi


Cipasera - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tangerang (Tangsel) Selatan ikut aktif menurunkan angka stunting di Tangsel; dengan menggelar kegiatan edukasi Pencegahan Stunting bagi para guru dan Kepsek PAUD.

Angka stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) cukup rendah. Dari 19,9 %  di tahun 2021 turun 10% pada tahun berikutnya. Penurunan tersebut terlihat berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Ada beberapa hal kenapa stunting di Kota Tangsel cukup signifikan. Menurut Walikota Tangsel Benyamin Davnie, ada sejumlah program aksi,  kolaborasi dan sinergi dalam upaya memerangi stunting. Tidak hanya antarperangkat daerah tapi juga dengan masyarakat. Juga besarnya Rembug Stunting dalam edukasi.

Selain itu, juga pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri, dan menggencarkan program Ngider Sehat sebagai upaya promotif, preventif, dan kuratif kepada masyarakat dan lain- lain.

"Kita semua harus kerja keras agar tahun 2023 bisa turun lagi jadi 8 - 0 %," kata Benyamin.

Dengan target tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang semakin  aktif ikut menurunkan stunting. 

Beberapa waktu lalu, Disdikbud Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menfasilitasi   guru dan kepala sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dalam  penurunan angka presentase stunting di Tangsel.

Dalam acara tersebut sasaran utamanya   untuk memberikan edukasi pada orang tua murid terkait pentingnya gizi pada anak sejak usia dini.

Kepala Dinas Disdikbud Tangsel mengatakan, sekira 80 guru dan kepala sekolah PAUD diikutkan dalam kegiatan ini. Mereka diberi pemahaman dalam mengedukasi pencegahan stunting.

"Edukasi penting dalam penurunan stunting, yakni kepada orang tua murid melalui guru dan kepala sekolah PAUD, anak memerlukan pemenuhan  gizi," kata Deden beberapa hari lalu.

Deden Deni menambahkan, stunting bukan masalah kesehatan saja tapi masalah edukasi juga pengetahuan orang tua dalam  mengurus anak.

"Edukasi dalam memenuhi kebutuhan gizi sangat penting. Faktor ketidaktahuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi pada anak berakibat buruk," tegas Deden.

Ditambahkan alumnus Unpad Bandung ini, stunting itu  bukan hanya faktor ekonomi, tapi karena orang tua tidak tahu, tidak paham bagaimana pola makan pada anak, pola asuh.  Tidak sedikit orang tua yang mengasuh anaknya diberikan sama pembantu. Untuk itu,  kegiatan ini  akan melatih dan mengedukasi orang tua murid dan para guru bersama sama memantau kebutuhan gizi pada anak selama di sekolah.

Deden membenarkan,  angka stunting  mengalami penurunan di Kota Tangsel, namun program  edukasi dan sosialisasi dalam memenuhi gizi pada anak dinilai harus terus dilaksanakan, menjadi target program  berkelanjutan.

“Edukasi ke orang tua harus berkelanjutan meski nanti angka stunting mencapai target 0%. Ini agar  2045 Indonesia  bisa mencapai generasi emas," pungkas Deden.(ad)



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel