Sat Pol PP Tangsel Dikritik Tumpul Hadapi Karaoke



 
Galak sama PKL, lunak dengan karaoke.


Cipasera.com-Sat Pol PP  banyak dipertanyakan keberadaan. Pasalnya, kinerjanya tak sesuai dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan  Kota Tangsel menjadi kota yang damai, jauh dari kehidupan maksiat.

“Saya tak ngada –ada. Sudah  berapa kali masyarakat protes dengan  adanya karaoke yang dijadikan tempat  ‘plus- plus’, tapi  Pol PP tak bergerak,” kata Sudirman, Warga Pondok Jagung, Tangsel. “Yang lebih bikin kesal, Walikota minta  karaoke Matador ditutup karena menjual minuman ‘mabok’ hingga mencelakakan pengunjungnya tapi sampai sekarang tetap buka.”

Hal senada juga dikatakan Ustad Endang.  Sat Pol PP  keras kepada PKL tapi sama karaoke tak berani. “Ini ada apa? Apa mereka tak tahu kalau Tangsel itu kota relegius?” kata Endang. Malah menurut dirinya, kini bukan hanya matador, bisnis esek – esek makin menjamur.  Dia mencontohkan, panti pijat. “Hampir semua panti pijat yang ada di Tangsel, panti pijat plus –plus” tambahnya .

Apa yang dikemukakan ustadz  Endang tak ngada –ngada.  Dari pemantauan cipasera.com kini panti pijat makin marak di Tangsel. Di Ciputat, misalnya, sekitar 30 panti pijat. Ada yang berizin da nada yang tidak. Kebanyakan  melayani pijat plus-plus. (Red)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel