Lelang Lukisan Di Gedung Pemkot Tangsel Hasilkan Rp 28 Juta
Jumat, 26 Mei 2017
Edit
Cipasera.com
–Lelang
lukisan Artindentity 2017 yang
diselenggarakan di Gedung Pemkot Tangsel berhasil terjual 17 lukisan dengan
total nilai sebesar Rp 28 juta. Hasil tersebut tidak langsung diberikan kepada
pelukisnya tapi 50 persen disumbangkan
untuk panti kelompok tuna netra.
“Alhamdulilah, lukisan yang terjual ada 17.
Lumayanlah. Tapi sebagian uangnya untuk disumbangkan ke kaum tuna netra sebagai
bentuk kepedulian,” kata Andi Suandi, pelukis senior dan Sekretaris Dewan Kesenian Tangerang
Selatan (DKTS) kepada cipasera.com, Jumat,
26/5/2017
Andi selanjutnya menambahkan, saat lelang lukisan
hadirin cukup banyak. Cukup antusias. Dan lelang dipandu Chavchay Saefullah.
“Yang beli lukisan tampaknya pejabat Tangsel. Sebab masyarakat umum sudah pada pulang. Itu karena jadwal lelang molor. Harusnya jam 11.00 tapi baru terlaksana jam 15.00,” kata Andi. “Kita nunggu Bu Wali. Sebab Bu Wali sedang ada acara. Tak apa molor, yang penting semua target tercapai.”
“Yang beli lukisan tampaknya pejabat Tangsel. Sebab masyarakat umum sudah pada pulang. Itu karena jadwal lelang molor. Harusnya jam 11.00 tapi baru terlaksana jam 15.00,” kata Andi. “Kita nunggu Bu Wali. Sebab Bu Wali sedang ada acara. Tak apa molor, yang penting semua target tercapai.”
Meski lelang dilakukan pada hari Rabu lalu, tapi
pameran masih terus berlangsung hingga 29 Mei 2017. Menurut Andi ada 17 lukisan yang dipamerkan. Hanya
saja, lukisan yang dipamerkan tidak dilelang.
“Kalau ada yang berminat beli silakan hubungi
pelukisnya atau panitia,” kata Andi.
Menurut pengamatan cipasera.com, lukisan yang dipamerkan tergolong
berbagai aliran lukis. Ada realis, Naturalis, Kubisme, dekoratif dan abstrak. Lukisan Andi
sendiri yang bertajuk "Tetabuhan" tergolong lukisan abstrak. Warna –warna “kelam” mendominasi. Namun
terasa irama garisnya seperti tetabuhan.
Mereka yang
karyanya tampil, antara lain, Andi Suandi, Agus Pisaro, Agus Widodo, Aris Budiono, Dhani
Soegara, Dumas Indra, Hilmi Fabeta, Maria Tiwi, Mulyana Silihtonggeng, Raden
Kumala, RB Ali, Roby Lukita, Samudro dan Syis Paindow. (Red/T)