Gerai Starbucks Di Tangsel Terdampak Seruan Boikot Muhamadyah


Kopi panas sedaapp.....(foto: Ist)
Cipasera.com- Seruan boikot terhadap produk kopi  Starbucks oleh PP Muhamadyah  mulai terasa dampaknya. Hingga duahari ini, berita “pemboikotan” tersebut viral di medsos, salah satunya di FB.

Takk cuma di FB, dua  gerai kopi SB di Tangerang Selatan tampak sepi. Pantauan cipasera.com, dua gerai SB di Pondok Jaya dan BSD tampak sedikit tamunya. Malam Minggu yang biasanya ramai  hanya terlihat beberapa orang yang sedang menikmati kopi.


Menurut karyawan SB yang tak mau disebut namanya mengatakan, pihaknya mendengar ada boikot dari Muhamadyah. Untuk itu ia enggan berkomentar, “Itu bukan kewenangan saya untuk berkomentar. Saya cuma bekerja disini di bagian pelayanan,” kata seorang karyawan. “Soal sepi, ini kan masih suasana lebaran. 
Mungkin pelanggan kami belum pulang mudik, Pak.”


Sejumlah masyarakat yang dihubungi  terkait “pemboikotan” tersebut banyak yg mendukung langkah PP Muhamadyah. “Ini  pelajaran bagus bagi pemilik Starbucks. Dia membuka gerai di Indonesia sampai 200. Pakai bahan baku kopi dari Sumatra. Tapi tak mau menghormati nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia, yang anti perkawinan sesama jenis (LGBT),” kata Hendy, warga Ciputat yang mantan aktivis Muhamadyah.


Yang membuat Hendy tak habis pikir, CEO Starbucks Howard Mark S melontarkan pernyataan yang sangat provokatif. Howard Mark  yg pendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), dalam pertemuan dengan pemegang saham  Starbucks (2015), Schultz secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis angkat kaki dari Starbucks. Dan hingga kini dukungan untuk LGBT belum dicabut.


“Wajar bila Muhamdyah membuat pernyataan memboikot,” tambah Hendy.
 
Seperti diketahui, Kamis 29/6/2017, PP Muhamadyah mengeluarkan rilis, yang isinya  menyikapi hal tersebut.  Ketua bidang ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.

Seperti dikutip Republika.co.id, Kamis (29/6), Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri Bangsa sendiri.

Alih –alih pernyataan 2015 dicabut,  CEO Starbucks Howard Schultz  belum lama ini malah makin mempertegas “provokasinya”. Katanya,  orang-orang yang hanya mendukung pernikahan beda jenis dan mengabaikan pernikahan sesama jenis tidak diperlukan di perusahan kedai kopi Starbucks. (Red/ts/ROl)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel