Istri Wapres Jusuf Kalla Gagal Ke Baduy Dalam
Kamis, 15 Februari 2018
Edit
Add caption |
Cipasera
– Baduy hingga kini tetap memiliki pesona orang luar negeri. Tapi ternyata tak hanya orang asing, istri Wakil
Presiden Jusuf Kalla, Mufidah Kalla pun
tertarik berwisata mengunjungi suku Baduy , Rabu (14/2). Turut
serta dalam kunjungan Erni Tjahjo Kumolo, Nora Ryamizard, Rini Rudiantara,
Yantie Isfandiary Airlangga, Peggy Enggartiasto, Bintang Puspayoga, dan Ratna
Sofyan Djali
Dalam kunjungannya, Mufidah yang
juga Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional
mendatangi Kampung Kanekes, yang
merupakan tempat tinggal suku Baduy luar, untuk meninjau potensi produk
kerajinan setempat.
Mufidah Kalla bersama rombongan tiba di Kampung Kanekes pukul 15:10 WIB setelah menempuh jalan darat selama 3,5 jam dari Kota Tangerang. Mufidah sempat berdialog dengan pemuka adat setempat sebelum berkeliling untuk membantu penjualan produk lokal asli Baduy.
"Khusus tenun Baduy Banten memang sudah mulai dikenal di masyarakat luas, namun masih memerlukan daya saing produk melalui peningkatan kualitas produk," kata Mufidah.
Selain itu, Mufidah dengan terus terang mengatakan, ia ingin ke Baduy Dalam, tapi ada tradisi Kawalu. Jadi wisatawan dari manapun tidak boleh masuk. Kawalu merupakan tradisi berdoa meminta keselamatan bangsa dan negara dengan dibarengi dengan puasa. Tradisi ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Februari sampai bulan April.
Mufidah Kalla bersama rombongan tiba di Kampung Kanekes pukul 15:10 WIB setelah menempuh jalan darat selama 3,5 jam dari Kota Tangerang. Mufidah sempat berdialog dengan pemuka adat setempat sebelum berkeliling untuk membantu penjualan produk lokal asli Baduy.
"Khusus tenun Baduy Banten memang sudah mulai dikenal di masyarakat luas, namun masih memerlukan daya saing produk melalui peningkatan kualitas produk," kata Mufidah.
Selain itu, Mufidah dengan terus terang mengatakan, ia ingin ke Baduy Dalam, tapi ada tradisi Kawalu. Jadi wisatawan dari manapun tidak boleh masuk. Kawalu merupakan tradisi berdoa meminta keselamatan bangsa dan negara dengan dibarengi dengan puasa. Tradisi ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Februari sampai bulan April.
“Saya tidak jadi masuk ke Baduy
dalam karena ada tradisi Kawalu. Saya hormati tradisi adat ini,” tuturnya.
Kepala Desa Kanekes Jaro Saija
mengatakan, dari bulan Februari ini sampai tiga bulan ke depan, Baduy dalam
sedang melaksanakan tradisi Kawalu, artinya semua wisatawan tidak ada yang
boleh masuk. (red/ant/rd)