Ketua Dewan Kesenian Tangsel Mundur Setelah Pengurus "Cabut" Ramai- Ramai
Jumat, 03 Mei 2019
Edit
Andi menerima berkas pengunduran diri Ketua DKTS |
Cipasera - Ketua Umum Dewan Kesenian Tangerang Selatan (DKTS) Sobir Poer menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketua Umum DKTS dihadapan rapat pleno pengurus DKTS yang juga dihadiri sejumlah pemerhati kesenian di Akademi Bambu, Serpong, Kamis, 2/4/2019.
Dalam surat pengunduran dirinya yang dibaca sendiri pada pukul 17.30 tersebut, Sobir mengatakan, bahwa alasannya mundur karena adanya "riak kecil dan riak besar" dalam tubuh DKTS.
"Sejak menjabat ketua, ada 50 pengurus DKTS, tapi yang aktif cuma 17 orang. Dan selama ini organisasi berjalan tanpa ada dana. Kami seperti kesulitan mendapat dana hibah," kata Sobir.
Setelah membacakan surat pengunduran dirinya, surat tersebut kemudian diberikan kepada Sekretaris DKTS Andi Suhandi, yang menjadi pimpinan sidang. Lalu Andi menerima dan mengetuk palu, menyatakan bahwa pengunduran diri Sobir Poer sebagai Ketua DKTS sudah resmi sesuai AD/ART.
Berdasarkan AD/ART serta usulan floor, Andi dipilih sebagai Plt Ketua DKTS selama 1 tahun. Sebab kepengurusan DKTS akan berakhir 2020.
Andi Suhandi yang berprofesi pelukis ini mengatakan, setelah terpilih ia akan membenahi organisasi. Mereka yang mengundurkan diri akan dipanggil kembali. Dan akan merehabilitasi pengurus yang dipecat (dinonaktifkan) tanpa alasan jelas.
Sejumlah pengurus yang hadir kepada cipasera.com mengungkapkan, sejak DKTS dipimpin Sobir, marwah DKTS redup. Sangat minim kegiatan. Bahkan dalam HUT Tangsel tak bisa menempatkan diri sebagai mitra Pemkot. "Yang memprihatinkan, DKTS seperti jadi subkordinat sebuah LSM," kata seorang pengurus.
Tak hanya itu, sejumlah pengurus teras dicoret tanpa diberitahu alasannya pemecatannya.
"Kalau alasan pemecatan karena tidak aktif, kenapa tiga dewan pembina dinonaktifkan. Dewan Pembina itu otonom, bukan pengurus harian. Dan Pengurus Harian tak bisa menonaktifkan. Itu tindakan ilegal," tambah seorang pengurus.
Selain itu, mereka yang mendapat job karena kompetensi dianggap tak koordinasi. Dengan tindakan tersebut suasana DKTS tidak kondusif, sejumlah pengurus lalu ramai- ramai mengundurkan diri. Terakhir Bendahara Umum pun ikutan mundur.
"Nyaris DKTS tak bisa bergerak karena pengurusnya pada mundur," kata Andi. "Akhirnya setelah pengurus banyak yang mundur, ketuanya mundur. Tapi mudah - mudahan setelah ini DKTS bisa jalan hingga musyawarah besar 2020." (Red/tim)