Menggali Kekayaan Tangsel, Dinas Pariwisata Gelar Workshop Film, Animasi dan Video

Benyamin Davnie : Mendorong Ekonomi Kreatif
Cipasera - Pemerintah kini sedang menggalakkan 16 Sub Ekonomi Kreatif yang menjanjikan peluang penghasilan, yakni antara lain,  barang seni, kerajinan tangan, desain, fashion, film, video dan fotografi. Untuk itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Pariwisata Tangsel mengadakan "Workshop  Animasi Film dan Video" untuk umum, terutama anak muda, pelajar dan mahasiswa di Ruang Blandongan, Gedung Pemerintahan Kota Tangsel, Serua, Ciputat, Kamis, 14/11/2019.

Workshop yang dihadiri Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Kabid Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tangsel  Maya Elsera itu, menampilkan para praktisi digital  sebagai pembicara, yaitu M.Kemal Fuadi ( Animasi), Joya D.Sahri (Produser Film) dan Emanuel Sitepu alias Awe (Editor Video).

Maya Elsera dalam sambutannya mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel mengatakan, perkembangan produk teknologi digital seperti  animasi, film dan video sangat pesat. Perkembangan ini harus kita sambut dan pelajari untuk selanjutnya dikembangkan.

"Makanya, awal workshop ini dimulai. Tangsel itu kaya, walaupun seperti tersembunyi, kita punya Puspitek dan tempat - tempat wisata menarik yang bisa dieksplor  jadi video atau film. Semoga adik- adik datang kesini mendapatkan ilmu, sama -sama belajar, untuk membangun Tangsel lebih baik," kata Maya Elsera.

Joya Sahrin (Kiri), Kemal dan Awe 
Skenario Seperti Kitab Suci.
Menurut Produser Film "Bid'ah Cinta" Joya D.Sahri, membuat film  merupakan kerja kolektif sehingga kekompakan sangat diperlukan. Karenanya membuat sebuah film cerita ada tahapan perencanaan yang mesti dilalui agar semua lini saling menunjang.

Ada tahap perencanaan,  development, pra produksi, produksi, pasca produksi dan lain - lain. Pada tahapan development, digambarkan film apa yang akan dibuat, genre dan pemirsanya, skenario. Skenario  bisa diambil dari mana saja. Kisah nyata, novel , cerpen, pengalaman orang atau cerita lain.

"Skenario dalam pembuatan film itu, seperti kitab suci. Skenario itu panduan sutradara,"  kata Joya.

Selanjutnya Joya memaparkan, setelah tahapan development, masuk ke Pra Produksi. Pada tahap ini mempersiapkan semua kebutuhan sebuah produksi film. Persiapan tahap ini antara lain, perencanaan budgeting,  schedule , master breakdown, perekrutan kru, casting, penentuan lokasi syuting dan lain - lain.

"Setelah tahapan pra produksi lantas masuk Produksi. Pada tahapan produksi, semua yang direncanakan akan dieksekusi atau dilakukan syuting pengambilan gambar. Skenario akan diterjemahkan oleh sutradara. Setelah itu masuk ke tahap berikutnya, pasca produksi dan seterusnya," papar Joya.

"Dari tahapan ke tahapan, untuk membuat sebuah film diperlukan waktu enam bulan," pungkas produser  film  "Marlina" yang masuk nominasi Oscar ini.

Berbeda dengan Joya, Animator Education M.Kemal Fuadi menerangkan secara ringkas pembuatan animasi. "Animasi itu secara teori gambar yang digerak - gerakan. Tapi pada kenyataannya tidak sesederhana teori itu. Pada praktiknya, pembuatan animasi memerlukan kreasi, ide dan mengetahui, apa  dan untuk siapa animasi itu dibuat," kata Kemal.

Selain itu, tambah Kemal,  ada prinsip pembuatan animasi yang harus jadi pegangan, yakni, squash and stretch, Waktu, Gerak lambat (Slow in slow out), anticipation, follow thorough and over laping action. Dan solid drawing and appeal.

"Sesungguhnya membuat animasi sangat mudah dan cepat kalau animator sudah menemukan atau mempunyai karakter obyek.  Setelah karakter ada, kita tinggal bikin apa yang kita mau. Template banyak tinggal sesuaikan, " ungkap Kemal panjang lebar

Sementara, bagi Emanual Sitepu alias Awe, editor video merupakan pekerjaan kreatif yang menantang. "Bayangkan, dari master yang panjang kita harus edit tinggal 51 detik. Ini kita ditantang kreatif. Kalau saya tak peduli, tak ada hubungannya dan sesuai,  gambar kita papas. Tak peduli," katanya. "Kita memang harus sadis editing..."

Awe menambahkan, banyak unsur yang bisa bikin video bagus. "Gambar harus bisa bikin orang senyum, tertawa atau sedih. Tergantung  pesan yang ingin disampaikan. Menarik dan tidak, itu soal selera, " kata Awe sambil menunjuk video yang diputar.

Tapi Awe menegaskan, ada beberapa unsur  yang membuat video menjadi bagus.  Pertama, gambar lalu musik, cerita dan warnanya. "Musik dalam video seperti garam. Musik bisa membentuk suasana dan mempertajam narasi," kata Awe.

Workshop yang diikuti sekitar  100 peserta ini semakin hidup saat peserta banyak menanyakan soal materi yang disampaikan narasumber. Alhasil, workshop berlangsung hangat dan peserta tampak senang.

Maya Elsera : Anak Muda Punya Peran Penting
Dalam pidato penutupan workshop, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, perfilman  kita yang dulu sempat mundur kini tampak bergairah kembali di era digital. Demikian dengan animasi dan video hadir menarik dan menjadi ajang promosi di media sosial.

"Maka Dinas Pariwisata  Tangsel mendorong film, animasi dan video berkembang, diadakan workshop. Apalagi film, video dan animasi masuk Sub Ekonomi Kreatif, "kata Benyamin. " Malah bukan hanya workshop, Dinas Pariwisata juga mengadakan lomba  video hingga Desember. Ayo terus... ekonomi kreatif dikembangkan. " (Adv)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel