Keris Milik Pemimpin Perang Jawa Dikembalikan oleh Belanda Setelah 189 Tahun

Duta Besar RI di Belanda dan Menteri Pendidikan Belanda Inggrid van Engelshoven (kiri).

Cipasera - Keris Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro  akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi setelah sempat hilang di negeri Belanda puluhan tahun. Keris yang semula  dilapisi emas tersebut secara resmi diserahkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja   kepada Kepala  Museum Nasional Indonesia di Jakarta, Kamis (05/03).

Sebelumnya, Gusti Agung menerima keris Nogo Siluman dari Menteri Pendidikan Belanda Inggrid van Engelshoven.

"Hari ini merupakan momentum yang bersejarah dengan kembalinya keris Pangeran Diponegoro sejak keluar dari tanah air kita 150 tahun lalu," kata I Gusti Agung Wesaka Puja, 5/3/2020.

Dengan ditemukan dan dikembalikanya keris milik pemimpin legendaris perang Jawa ini, kontroversi dimana keberadaan pusaka sudah tak relewan. Sejarawan Belanda, Caroline Drieenhuizen menyatakan, sesungguhnya  Belanda selalu ragu terkait pemulangan artefak-artefak Indonesia.

"Belanda sangat ragu untuk mengembalikan artefak dan kalaupun dikembalikan, mereka melakukannya seperti keinginan baik mereka, bukan karena Indonesia punya hak untuk mendapatkan barang itu kembali. Mereka tidak merasa itu," kata Caroline kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin, Kamis (05/03).

Caroline mengakui, keris Pangeran Diponegoro ini memang  sempat hilang dan Caroline menyatakan museum-museum itu tidak mencari dengan benar. Dan pada akhirnya Belanda mencarinya karena "Indonesia terus memintanya.
Sebagian Keris Nogo Siluman yang berhasil difoto
Diberikan Oleh P.Diponegoro
Keris Kiai Naga Siluman diberikan Pangeran Diponegoro kepada utusan Jenderal De Kock, Kolonel Jan-Baptist Cleerens, setelah dirinya ditangkap pada 28 Maret 1830.

Oleh Cleerens, keris itu dihadiahkan kepada Raja Willem I pada 1831. Keris itu kemudian disimpan di Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) atau koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda. Tapi dikemudian hari, KKZ bubar, koleksinya pun berpindah tempat, tersebar ke sejumlah museum.

Bukan hanya tersebar, ada juga koleksinya yang hilang. Salah satunya  keris Kyai Nogo Siluman yang diserahkan kepada Museum Volkenkunde di Leiden. Lantas 1984 pencarian Nogo Siluman dimulai  oleh Peter Pott, kurator Museum Volkenkunde.

Penelitian Pott  terhenti. Pencarian kembali dilakukan Prof. Susan Legene dari Vrije Universiteit Amsterdam, Johanna Leigjfeldt (2017) dan Tom Quist (2019).

Kepastian Keris Nogo Siluman
Kepastian bahwa keris Diponegoro ada di Belanda dibuktikan dari tiga dokumen penting.

Pertama, korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies antara tanggal 11-15 Januari 1831.

Dalam korespondensi itu disebutkan bahwa Kolonel J.B. Clerens menawarkan kepada Raja Belanda Willem I sebuah keris dari Diponegoro.

Keris itu kemudian disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden (KKVZ). Setelah itu, pada 1883 keris ini diserahkan ke Museum Volkenkunde Leiden.

Sudah diverifikasi.
Keris Nogo Siluman, dilihat dari sisi bentuk dan luk, termasuk keris yang indah. Dari sejumlah catatan, senjata itu berbahan dasar besi berwarna hitam dengan ukiran berwarna emas.

Permukaan batang keris (luk) terdapat ukiran  naga yang tubuhnya memanjang di sekujur bilah keris. Tubuh naga ini dulunya dilapisi emas namun sekarang hanya beberapa jejak emas yang tersisa.

Wujud ukiran nogo atau naga bukan hanya ada dipermukaan bilah, ukiran naga juga tersembunyi di bagian bawah bilah keris yang berdekatan dengan gagang keris. Sosok naga ini hanya bisa terlihat dari posisi tertentu.

Keaslian keris Nogo Siluman ini  telah diteliti dan dikonfirmasi oleh Ketua Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada, Sri Margana yang tergabung dalam tim ahli dari Indonesia.

Pada 24 Februari lalu, Margana datang ke Belanda untuk memastikan keaslian keris tersebut. Dan dinyatakan oleh timnya keasliannya. (Red/t/bbc)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel