OR Setelah Diperkosa Dirawat Di Rumah Sakit Mental. Sebelum Meninggal Kemaluannya Mengeluarkan Bau

OR meninggal mengenaskan.

Cipasera - Para pelaku pemerkosaan OR (16) hingga tewas, sudah empat orang yang berhasil diamankan pihak kepolisian Pagedangan. Kini mereka meringkuk di tahanan Polsek Pagedangan.

Seorang pelaku bernama FF saat ditemui wartawan memberi keterangan berbeda dengan rilis kepolisian. Tersangka FF, mengakui bahwa dirinya yang memberikan ABG malang itu dengan tiga butir pil excimer sebelum disetubuhi secara bergiliran. Dan aksi perkosaab  itu dilakukan sejak pukul 01,00 hingga pukul 02,30 pagi. OR digilir oleh dirinya bersama teman-temannya.

"Keenam-enamnya masuk, satu-satu menyetubuhi korban bergiliran, selesai semua jam setengah tiga," ungkap FF dihadapan Kanit Reskrim Polsek Pagedangan, Selasa (16/6/2020).

Setelah diperkosa, OR lantas sakit dan dibawa ke rumah sakit Dharma Graha Serpong  lalu di ambil dibawa ke rumah bibinya. Di rumah  yang terletak di  Gang Asem RT 02/01, Kelurahan Pondok Jagung, Serpong Utara, Kota Tangsel, Kamis (11/6/2020 lalu, OR meninggal dunia.

Saat OR dirawat di Dharma Graha. Ia  dirawat di  rumah sakit kejiwaan.  Wakil Direktur Umum dan Administrasi RS Dharma Graha, Sugeng membenarkan itu.  Dia bilang, OR sempat dirawat dari tanggal 26 Mei sampai tanggal 9 Juni.

 "Keluhannya hanya mental waktu itu. Pada saat itu keluarga ketemu saya awal-awal, dia bilang ada keluhan gelisah, dia bingung aja, nah karena bingung kita sampaikan bahwa kami memang menerima pasien yang berkaitan dengan kondisi mental," terang Sugeng.

Sugeng menambahkan,  pihaknya tidak tahu menahu perihal apa yang terjadi dengan OR sebelum masuk dalam penangannya. Namun ketika pihaknya tahu bahwa OR mengalami pemerkosaan, pihaknya kemudian lakukan uji lab, karena dikhawatirkan terjadi hamil. Lalu dilanjutkan tes narkoba dan rapid test.

 "Jadi yang kita lakukan standar, kalau ada berita pernah dikasih obat terlarang, kita melakukan tes kehamilan, Nakotes, kemudian rapid test itu berhubungan dengan corona," beber Sugeng.

Sementara Efi, salah satu suster yang merawat OR menjelaskan, saat pertama kali bertemu  OR, dirinya diberitahu oleh OR akan apa yang dialaminya sebelum masuk rumah sakit.

"Pada saat pasien datang, pasiennya sendiri cerita kalau dirinya diperlakukan tidak baik, kemudian kita konfirmasi ke keluarga, katanya sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi  diduga ada mental kita atasi mentalnya aja," ungkap Efi.

Efi memang mengakui, dirinya melihat ada yang tak wajar pada kemaluan korban. Hal itu terjadi pada saat mengganti pampers yang di pakai OR. Dimana, saat itu perawat melihat warna kemaluannya kemerahan seperti iritasi serta mengeluarkan bau.

"kita sebenarnya ga sedalam itu ya, tapi cuma waktu ganti pempers aja, perawat melihat warna kemaluannya kemerahan seperti iritasi gitu dan baunya udah ga wajar. Tapi ga ada pemeriksaan mendalam karena bukan kapasitas kami. Kami fokus ke mentalnya aja," ujar dia. (red/DB)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel