Di Jerman, Sekum Muhamadyah : 600 Panti Asuhan untuk Anak "Terlantar"

    Abdul Muh'ti


Cipasera – Masa depan dunia, ada di tangan generasi muda dan anak-anak. Karena itu, empat pihak yang terdiri dari kaum dewasa, orang tua, masyarakat, dan pemerintah didorong melakukan tindakan yang bertanggung jawab, suportif, dan menjamin hak tumbuh kembang anak-anak yang berkualitas.

Demikian disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam sesi keempat forum dialog internasional Sant’Egidio 2023 bertajuk Children’s Rights: a Responsibility of Adults di Berlin, German,  Senin 11/9/23

“Kualitas anak ditentukan oleh bagaimana orang dewasa menunaikan tanggung jawabnya dalam mengasuh anak. Anak-anak kita adalah masa depan kita,” pesannya sembari mengutip Surat Al-Anbiya ayat 105 yang menyebutkan bahwa dunia diwariskan untuk hamba-hamba Allah yang saleh.

Untuk memastikan anak-anak menjadi pewaris masa depan dunia yang berkualitas, Abdul Mu’ti memberi penekanan pada terpenuhinya 25 hak anak berdasar Konvensi UNICEF, antara lain:  Kelangsungan hidup; Nama dan kewarganegaraan,  Identifikasi; 4. Menjaga keutuhan keluarga, Kontak dengan orang tua lintas negara.

Agar semua aspek di atas terpenuhi, empat pihak di atas menurutnya harus kolaboratif menjamin tumbuh kembang anak secara kolaboratif.

Orang tua bertanggung jawab merawat, menjaga, melindungi, dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang, martabat, dan keikhlasan.

Masyarakat bertanggung jawab membantu anak-anak yang tidak mempunyai orang tua, terlantar dari keluarga, dan masyarakat dengan memberikan tempat tinggal, menjadi wali, melakukan advokasi sosial dan hukum, serta menjamin tidak adanya diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, etnis, status ekonomi, agama, budaya, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya.

Pemerintah bertanggung jawab membangun lingkungan sosial, spiritual, dan alam yang aman, bersih, dan baik bagi anak melalui kebijakan hukum, penegakan hukum, dan jaminan sosial.

Sedangkan, orang dewasa bertanggung jawab mendidik anak dengan menjadi teladan, pembimbing, dan guru yang baik serta memfasilitasi dan membantu anak mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya, memahami hak, peran, dan tanggung jawabnya, serta melindungi dan menghormati memperjuangkan hak, budaya, agama, dan perbedaan orang lain agar dapat hidup rukun dan damai.

Muhammadiyah telah tunaikan  

Pada aspek masyarakat ini, Muhammadiyah kata Mu’ti telah melaksanakan tanggung jawab kemanusiaannya dengan sangat baik. Terbukti dengan pengelolaan lebih dari 600 panti asuhan yang diperuntukkan bagi anak-anak yatim piatu, tunawisma, pengungsi, dan anak-anak rentan.

Tak terbatas hanya di Indonesia, kepedulian Muhammadiyah juga melintas batas hingga menyediakan sekolah dan tempat penampungan bagi anak-anak pengungsi Palestina di Beirut.

Selain itu, perhatian Muhammadiyah terhadap anak-anak menurutnya juga dilakukan lewat kerja sama dengan banyak lembaga internasional untuk menyelamatkan nyawa anak-anak seperti lewat program EMAS (expanding maternal and neonatal survival) untuk memperpanjang kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir, pemberian ASI dua tahun, menyelamatkan anak dari kecanduan gadget, dan lain sebagainya.

“Muhammadiyah sangat peduli dan berkomitmen dalam membina anak sebagai bagian dari tanggung jawab ajaran Islam dan tanggung jawab sosial,” tegas Mu’ti di hadapan forum dunia. (Red/mhd/afn)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel