SMAN 3 Tangsel Didemo Warga. Akses Ke Sekolah Akan Diportal

      demo warga ke sman3 tangsel 

Cipasera -  SMAN 3 Tangerang Selatan didemo sekitar 150 orang,  gabungan warga  RW 10 hingga RW 16 Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu, 2/7/2025. 

Demo tersebut sebagai aksi  kekecewaan warga atas hasil seleksi SPMB Online 2025 yang dinilai tidak adil, terutama bagi calon siswa yang berdomisili  di lingkungan sekitar sekolah.

Ketua RW 015 Benda Baru, Mujianto dalam orasinya mengatakan,  bahwa warga dari tujuh RW sekitar SMAN 3 Tangsel ini  telah mengorbankan banyak waktu dan tenaga dalam berinteraksi dengan sekolah tapi sekolah tak ada kepedulian dengan warga. 

"Kami sungguh kecewa. Anak-anak dari RW 10 sampai RW 16, termasuk yang rumahnya tepat di sebelah sekolah, tidak diterima (lolos seleksi). Padahal kami selalu menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan sekolah, bahkan saat renovasi pun kami yang terdampak langsung," ujar Mujianto.

Warga menuntut, kata Mujanto, agar prinsip keberpihakan terhadap masyarakat sekitar tetap dijaga.

Mereka mempertanyakan logika seleksi yang disebut berbasis nilai, di mana disebutkan hanya siswa dengan nilai minimal 93 yang diterima. 

Namun, menurut mereka, data itu tidak pernah disosialisasikan secara terbuka dan transparan.

Menanggapi aksi tersebut, Kepala SMAN 3 Tangsel, Dra. Hj. Aan Sri Analiah, M.Pd, menyatakan bahwa pihak sekolah telah menampung aspirasi warga, namun keputusan akhir tetap berada di tangan Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

"Kami memahami kekecewaan Bapak dan Ibu. Tapi perlu kami sampaikan bahwa sekolah hanya melaksanakan teknis penerimaan. Penentu kebijakan ada di provinsi. Kami sudah tampung dan akan bawa aspirasi ini ke pimpinan kami, termasuk Pak Kadis dan Pak Gubernur," jelas Aan di hadapan para warga. Ia menegaskan bahwa sistem SPMB Online tahun ini berbeda dari PPDB sebelumnya. 

Jalur domisili kini digantikan dengan sistem berbasis nilai murni yang diverifikasi melalui sistem digital. Katanya, sekolah tidak bisa intervensi hasil akhir seleksi tersebut.

Jawaban Aan diingatkan warga. Katanya   ketika pembangunan sekolah dulu, ada kesepakatan tidak tertulis bahwa lingkungan sekitar akan menjadi prioritas dalam penerimaan siswa. Tapi nyata, tak ada kepedulian sejak lama.

"Kami akan pertimbangkan untuk memportal akses sekolah jika tidak ada tindak lanjut konkret. Kami hanya minta hak kami sebagai warga sekitar dihormati. Kami percaya kepada sekolah, tapi kalau terus diabaikan, kami akan bertindak," kata seorang warga.

Warga tersebut juga  meminta agar ke depan, kesepakatan dengan sekolah perlu dibuat secara formal dan disahkan melalui notaris, untuk menghindari kesimpangsiuran dan perubahan kebijakan sepihak.

Demo yang dihadiri aparat kepolisian dan perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Banten  Niken ini, terungkap juga praktik jual beli kursi di SMAN 3  Tangsel ini.

Namun isu praktek jual beli kursi ditepis Aan. Dan minta kalau ada percaloan seperti itu dilaporkan kepadanya. (Red/rt)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel