Isu OTT di Tangsel. ASN Dindikbud Tangsel Disebut - Sebut.
Perkantoran yang disambangi aparat .
Cipasera - Minggu lalu beredar di kalangan wartawan isu operasi tangkap tangan (OTT) pegawai atau ASN Pemkot Tangerang Selatan setingkat Kepala Seksi. Tak tanggung- tanggung, dalam isu ada dua orang yang kena OTT. Yang satu ASN dari SDABMBK dan satunya lagi dikabarksn dari Dindikbud berinisial R.
Isu OTT tersebut bukan tanpa dasar. Di Tangerang Selatan proyek infrastruktur memang sedang disorot masyarakat. Sejumlah demo digelar oleh mahasiswa yang mempertanyakam sejumlah anggaran yang tidak masuk akal nilai nominalnya dengan proyek yang ada. Ada proyek jalan yang panjangnya 4, 2 m tapi anggaran mencapai Rp 12 M. Juga soal pedestiran, demikian dengan perawatan puluhan Sekolah di Tangsel yang penggarapannya semrawut.
Bukan itu saja, dikabarkan ada beberapa aparat penegak hukum anti rasuah yang terlihat masuk area perkantoran Wali Kota Tangsel di Maruga, Ciputat Tangsel, Jumat Minggu lalu.
Kuatnya isu OTT tersebut membuat wartawan meminta keterangan ke sejumlah aparat, salah satunya ke Kasi Intel Kejari Tangsel. " Iya, Bang. Saya juga masih menunggu hal itu. Nanti saja kita sambung lagi Bang," Kata Kasi Intel Kejari Ronny Hutagalung kepada cipasera.com, Minggu 11/10/25.
Dua hari kemudian, isue tersebut timbul tenggelam. Sumber cipasera.com di Kejari Tangsel mengakui, Aparat Kejari memang turun mengecek sejumlah proyek yang jadi sorotan masyarakat. Salah satunya, mengecek proyek pedestiran Ciater dengan panjang 2 km yang berbiaya sekira Rp 7 M. "Kami turun untuk melihat- lihat, adanya isu yang ramai dibicarakan masyakat," kata Sumber itu.
Humas DSDABMBK Tangsel Kemal, saat dihubungi membenarkan bahwa aparat Kejari Tangsel turun ke proyek pedestiran. "Tapi kejaksaan datang saat opname bersama kontraktor, dinas sdabmbk , inspektorat. Tujuannya memastikan kondisi material yang terpasang sesuai dengan rencana kerja dilokasi," kata Kemal. "Sebelumnya pada hari jumat juga telah dikunjungin mereka, karena waktu yang terbatas jadi dilanjutkan senin kemarin (12/10/25)."
Sementara mengenai R, ASN pengelola infrastruktur dari Dindikbud yang santer disorot lantaran ia, menjadi "operator" yang membagi- bagi kegiatan kategori "PL" ke sejumlah pihak dan ormas. Namun perusahaan yang mendapat PL dalam pengerjaan perawatan sekolah tidak sesuai spek sehingga cepat rusak. Ditengarai, perusahaannya yang mendapat PL termasuk perusahaan kroni.
R saat dihubungi tak ada ditempat. Pesan WA yang dikirim tak pernah dijawab. (Red/tim)