Afrizal Menolak Penghargaan, Tak Mau Dikotak -kotakan



 
Afrizal. Tak Mau Puisinya dikotak -kotakan
Jakarta - Penyair Afrizal Malna  menambah daftar panjang  sastrawan yang menolak Achmad Bakrie Award 2016 pada bidang kesusastraan. Ia menyusul Sitor Situmorang, Seno Gumira dan beberapa yang lain.
Bagi penyair 59 tahun ini, penghargaan Ahmad Bakrie bisa membuat karyanya terkotak-kotak, cuma bergabung dengan satu kelompok. “Itu artinya  karya-karya yang pernah saya ciptakan melenceng dari tujuan semula. Saya menjadi bagian konstruksi dia. Jadi lebih baik tidak terima saja," kata Afrizal  

Di mata  Afrizal  Achmad Bakrie Award  sudah membentuk citra tertentu di mata publik. Salah satu alasannya, kata dia, latar belakang bisnis keluarga Bakrie. Jadi  dia terima atau tolak, sama saja dan tidak ada dampaknya. “Kalau misal aku ambil duitnya, itu aneh juga," ujar Afrizal kepada tempo online.

Meski begitu penyair berkepala plontos ini  mengapresiasi panitia Achmad Bakrie Award yang telah menunjuknya sebagai penerima penghargaan melalui hasil riset yang lengkap dan utuh. Ini berbeda dengan penghargaan kesusastraan lain. Menurut Afrizal, Ahmad Bakrie Award  ada argumentasinya.

Penasihat Komite Penghargaan Achmad Bakrie, Rizal Mallarangeng, mengatakan penolakan itu bukan persoalan. "Walaupun Afrizal Malna menolak, tidak menggugurkan penghargaan ini," kata Rizal Mallarangeng, Sabtu kemarin.

Menurut dia, Afrizal telah memperkaya kebudayaan bangsa Indonesia. Ia mengatakan pihaknya mengapresiasi dan berharap generasi muda terinspirasi dari karya-karya yang sudah dihasilkan Afrizal.

Selain Afrizal, tokoh lain yang penah menolak menerima penghargaan ini adalah Daoed Joesoef dan Sitor Situmorang pada 2007 untuk kategori Pemikiran Sosial dan Kesusasteraan. Seno Gumira Ajidarma juga melakukannya pada 2012. (T/*)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel