Ini Dia Alasan Tiga Pemuda Banten Tagih Janji Jokowi dengan Long March

Tiga pemuda long match ke istana ( Ist)

Cipasera - Tiga pemuda Banten nekad melakukan long march ke Istana Presiden Jakarta, untuk protes atas janji-janji Jokowi saat jadi calon Presiden, empat tahun lalu, Rabu, 12/9/2017.
Pemuda itu adalah Rahmat Hidayat (32), Abdul Rosid (25) dan Rizki (27). Mereka start dari Kota Serang sekitar pukul 15.00 WIB yang dihadiri puluhan rekan- rekannya.

Tiga pemuda ini dengan penuh semangat berjalan kaki membawa karton bertuliskan ‘Tiga Pemuda Banten Jemput Janji Jokowi  dan karton lain Janji Jokowi Hoax . Ketiga pemuda Banten ini berjalan kaki menelusuri jalan protokol Kota Serang.

Rahmat Hidayat,  Korlap Long March  mengatakan, dirinya bersama dua kawan lainnya mewakili masyarakat Banten yang ingin menyampaikan,  masih banyaknya janji-janji Jokowi yang disampaikan saat kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2014 belum terealisasi. Malahan, Rachmat menyatakan,  sebagian janji-janji manis itu sudah Dilangga. 
“Janji tetaplah janji. Rakyat Indonesia tidak ingin Jokowi hanya memberikan harapan palsu, seperti ketika dia berjanji untuk tidak maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta,” kata Rahmat kepada awak media, Rabu (12/9/2018).
Rachmat menambahkan,  diantaranya janji Jokowi akan tekan nilai tukar rupiah di mata dolar. Namun, faktanya  justru nilai tukar rupiah anjlok  terhadap Dollar Amerika.
“Ingatkan, tempo hari, Presiden kita yang baru terpilih berkata bahwa setelah September tahun itu ekonomi akan meroket? Juga janji bahwa Rupiah akan menguat hingga mencapai Rp10 ribu jika Terpililh. Tapi  yang terjadi malah sebaliknya,” ucapnya.
Bagi Rachmat,    bukan tentang kubu siapa dan berdiri di pihak mana.Tapi tentang realisasi janji yang tidak pernah direalisasi dan justru masyarakat Indonesia disodorkan nilai jatuh, mencapai Rp15.023, 65.
“Maka dari itu kami yang hanya tiga pemuda Banten ini, menilai Jokowi-JK gagal dalam menjalankan kepemimpinannya,” kata Rachmat.
Selain itu, dituturkan Rahmat, Jokowi sudah beranji tidak akan menaikkan harga BBM. Namun, janji itu kembali tidak ditepati. Faktanya, sejak Oktober 2014, Presiden Jokowi sudah enam kali melakukan perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Pada November 2014, Jokowi menaikkan harga BBM, lalu diturunkan pada Januari 2015. Harga BBM kembali turun pada pertengahan Januari 2015. Awal Maret 2015, harga BBM kembali naik. Di penghujung Maret 2015, harga BBM dinaikkan lagi. Selanjutnya, pada pertengahan Desember 2016, harga BBM jenis Pertamax, Pertalite dan Dexlite kembali dinaikkan,” tuturnya.
Abdul Rosid juga mengatakan, dalam mensejahterakan rakyatnya, Jokowi berjanji akan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru.Juga 10 juta pekerja itu, kabarnya, selesai dalam 5 tahun setetelah Jokowi terpilih. Namun faktanya, Jokowi justru mempermudah tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia melalui aturan bebas visa.(red/is/ns)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel