Pelecehan Seksual Anak dan KDRT Cukup Tinggi Di Tangsel
Sabtu, 22 Desember 2018
Edit
Ilustrasi Pelecehan |
Cipasera - Masalah anak dan perempuan di Kota Tangsel ternyata angkanya cukup tinggi dan memerlukan perhatian semua pihak. Sebab hal itu saling terkait. Apalagi kini pengaduan kasusnya beragam. Selama 2018, setidaknya tercatat ada 156 kasus aduan, yang menimpa anak dan perempuan. Jumlah tersebut yang berhasil didata atau dicatat oleh P2TP2A, antara Januari hingga September 2018.
Meski belum diklasifikasikan jenisnya tapi dari 156 aduan itu, terbanyak soal anak-anak, dan kasusnya adalah pelecehan seksual.
Hal itu diungkapkan Ketua P2TP2A Tangsel Herlina Mustikasari, usai rapat di sebuah hotel di Serpong, Jumat, 21/12/2018.
"Untuk anak, paling banyak masih soal pelecehan seksual. Kekerasan seksual jangan dipikir semuanya perkosaan. Anak diraba sedikit saja, dicolek, enggak boleh sekarang," ungkap Herlina.
Herlina menambahkan, meski tergolong tinggi angka aduan tersebut tapu bila dibanding tahun sebelumnya, sekarang lebih rendah. Pada 2017, total aduan mencapai 167. Khusus aduan anak sebanyak 120 aduan.
Untuk perempuan, Herlina masih mengamati kecenderungan kasus aduannya, yakni mereka sebagai korban. Terbanyak mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran istri.
"Penelantaran itu, suami enggak kasih nafkah. Kemana coba ngadunya? Memang polisi mau ngasih makan Anaknya?" kata Herlina, bertanya.
Dengan banyaknya kasus anak dan perempuan di masyarakat, Herlina menyatakan, masyarakat, terutama perempuan, agar cepat melaporkan jika mengalami pelecehan atau tindak kekerasan.
"Kami terbuka dengan laporan. Laporan bisa langsung ke kantor, " pungkas Herlina.