Seniman Tangsel "Provokatif" di Perhelatan "Enchanted Odyssey", Singapura
Sabtu, 18 Mei 2019
Edit
Pameran yang digagas oleh pelukis Singapura Abu Djalal ini menampilkan pelukis hyper realis Syis Paindow dari Tangerang Selatan, Banten, Niluh Sudarti (Bali), Cipto Purnomo (Yogya), Barry Yeow dan Abu Djalal (Singapura) dan Roi Esphinosa, Menrey “mlgz” Zalasar (Philipina).
Seperti arti tema pameran "Enchanted Odyssey" , yakni pengembaraan spritual yang memesona, tujuh pelukis tiga negara ini, masing - masing menampilkan lukisan hasil penjelajahan kreatif, estetis sekaligus spiritual yang aduhay. Dan perjalanan kreatif semacam itu menarik. Sebab akan banyak menemukan warna- warni ekpresi. Ada modern, kontemporer, klasik sekaligus lokal yang campur baur.
Dan itu dapat terlihat dari karya Syis Paindow yang dikenal sebagai hyper realis. Syis menampilkan tiga lukisan yang tampak sekali hasil dari pengembaraannya menjelajahi legenda Nusantara. Lalu Syis terpikat dengan tokoh Arjuna dalam pengembaraannya mencari cinta. Kisah klasik ini kemudian diekplorasi menjadi sosok modern.
"Arjuna Looking For Love", lukisan ini dibuat Sys Tahun 2014 dan menarik. Disana ditampilkan sosok Arjuna, anak muda dengan simbol kekinian: mawar merah, tatto play boy kecil di punggungnya. Arjuna yang klasik metamorfosa menjadi sosok milenial.
Sementara di sisi lain, masih dalam jelajahnya mengekplor Arjuna, Syis menampilkan "Looking For Love " (2019), yang lebih "provokatif" dengan aksen sepatu merk dunia Cristian Loubotin, dan handbag merk Hermes , yang dalam dunia nyata sosialita, harganya sangat wah...
Yang tak kalah menarik dan "provokatif" adalah lukisan berjudul "Aspara ". Disitu, Syis menampil sosok bidadari yang berasal dari relief Borobudur, ditarik hidup di zaman modern. Dewi itu menggenggam parfum merk Channel, seakan ingin tampil menguar wangi seperti sosialita metroplolitan kini..heeemm..
Aspara, dewi jadul berparfum |
Pameran "Enchanted Odyssey" merupakan kelanjutan dari pameran lukisan yang diikuti oleh pelukis 11 negara yang digagas pula oleh Abu Jalal Sarimon dan Daddy Paw di Gallery Apel Watoe, Magelang, Borobudur, Indonesia pada tanggal 9 Maret 2019, bertema “Freedom and Love”. Pameran tersebut dibuka oleh oleh Dr.Oei Hong Djien.
Menurut Atte Sri Prameswari, istri Syis Paindow, sepulang dari Magelang Sys Paindow diundang lagi ke Singapore untuk melukis mural di Ang Mo Kio, Singapore.
Proyek Mural ini harus diselesaikan pada tanggal 5 April 2019 dan acara pembukaan resmi adilakukan l 6 April 2019. Dan sukses berlangsung.
Syis Paindow, mengambil kesempatan ini untuk membuka ruang dan bergaul dengan teman-teman seniman di seluruh dunia yang tampil ke Kota Singa dan berkarya bareng. Sebab diperhelatan tersebut, seniman dari Malaysia Alef Ahmad, Farrukh Negmatzade (Tajikistan), Dgers (France), Pervaj Hasan (Bangladesh) dan Chia Chor Hua (Singapura) hadir untuk menghasilkan karya mural di Kota Moden ini.
Syis Paindow, Cipto Purnomo dan Niluh Sudarti dipilih tampil oleh kurator karena mereka mempunyai karakter yang kuat. (teguh wijaya)
Syis (kanan) sedang bikin mural di Dingapura |