Ozil Tak Takut Mengkritik China Soal Uighur. FC Koln Batalkan Akademi Bola di China


Ozil 
Cipasera -  Gelandang Arsenal Mesut Oezil dihilangkan dari gim Pro Evolution Soccer 2020 yang beredar di China. Tindakan itu terjadi setelah   Oezil melancarkan kritik tajam soal  perlakukan China  terhadap minoritas Muslim Uighur yang melanggar hak azazi.

Namun, Ozil seperti mendapat dukungan besar dari  dunia sepak bola terkait pesoalan penindasan di Uighur oleh China. Srperti dilansir banyak media, klub sepak bola Jerman, FC Koln, menghentikan pembangunan akademi mereka di China.

 "Hak asasi manusia sangat tidak dihargai di negeri itu," kata pejabat senior.

Namun klub tersebut menyatakan alasan penghentian adalah evaluasi ulang terhadap alokasi sumber daya.

Mereka juga mengatakan bentuk kerja sama lain, semisal sponsor dari perusahaan China, akan tetap diterima.

Menanggapu Ozil,   Pro Evolution Soccer (PES) 2020, NetEase, Mesut Ozil dikeluarkan dari permainan yang populer di Asia itu karena komentarnya terkait Muslim Uighur.

"Pesepak bola Jerman Oezil mengunggah pernyataan ekstrem mengenai China di media sosial," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Oezil yang beragama Islam sempat menyebut Muslim Uighur di China sebagai ""pejuang yang menolak persekusi".

Ia juga mengecam China maupun diamnya kaum Muslimin terhadap persoalan ini.

Sementara itu Juru bicara kementerian luar negeri China, Beng Shuang mengatakan, pemain Arsenal, Mesut Oezil, telah "dibohongi berita palsu" terkait perlakuan Beijing terhadap Muslim Uighur.

Sementara itu klub Jerman FC Koln yang dijadwalkan membuka akademi sepak bola di Shenyang, China timur laut, membatalkan rencana bernilai 1,8 juta euros (sekitar Rp28 miliar) itu.

Presiden klub Werner Wolf dalam pernyataan hari Rabu (18/12), "kami memutuskan tak melanjutkan proyek ini karena situasi terakhir ini," katanya seraya menyebut perlunya evaluasi ulang terhadap alokasi sumber daya mereka.

"Bentuk lain kerja sama, misalnya sponsor dari perusahaan China, tidak ditolak," tambahnya.

Akademi ini merupakan bagian dari kesepakatan tahun 2016 antara pemerintah Jerman dan China, yang rencananya dilanjutkan hingga tahun 2021.

Sementara itu bekas presiden klub Stefan Mueller-Roemer menyatakan kepada koran lokal Koelner Stadt-Anzeiger bahwa "kita tak butuh China dalam olah raga," katanya sambil mengatakan hak asasi manusia sangat tak dihargai di China.

"China ingin menyedot ilmu kita tentang sepakbola, sama halnya seperti yang mereka lakukan di dunia bisnis. Ini terjadi karena pemimpin bisnis kita naif," kata Mueller-Roemer.

Persoalan Uighur
Pegiat hak asasi manusia mengatakan sekitar satu juta orang - sebagian besar dari masyarakat Uighur Muslim - diduga ditahan tanpa diproses hukum di sejumlah kamp penjara dengan pengamanan ketat.

China selalu menyangkal telah memperlakukan Muslim Uighur dengan tidak patut, dengan mengatakan mereka sedang mengikuti pendidikan di "pusat pelatihan kejuruan" untuk mengatasi ekstremisme keagamaan dengan kekerasan.

Harun Khan, Sekjen Dewan Muslim Inggris Raya, mengatakan tindakan Oezil "sangat patut dipuji". (Red/Vv)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel