Jembatan Cimandur Lebak Yang Putus, Akan Diganti Jembatan Bailey Sementara

        Jembatan yang putus ditinjau

Cipasera -  Jembatan Cimandur yang putus akibat banjir akan diganti dengan jembatan bailey untuk sementara. Surat peminjaman  Jembatan tersebut sudah diberikan ke Kementrian PUPR.

Pej Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, Pemprov Banten bersama Pemkab Lebak telah bersama-sama mengupayakan untuk meminjam jembatan darurat jenis bailey ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

"Jembatan darurat itu mudah-mudahan bisa menjadi solusi bagi hubungan transportasi di kawasan yang tadi terdampak bencana dengan jembatan yang roboh," katanya, Kamis 13/10/22.

"Kita perlu percepatan dalam rangka penyiapan jembatan darurat bailey agar anak-anak kita juga bisa untuk berangkat sekolah," sambungnya. 

Untuk sementara, kata Al Muktabar, pihaknya telah memasang tali seling baja sebagai alat untuk membantu penyebrangan serta terdapat beberapa perahu karet. 

Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Arlan Marzan mengatakan pihaknya telah melakukan assesment dan telah membawa surat peminjaman jembatan darurat jenis bailay yang telah ditandatangani oleh Bupati Lebak ke Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR. 

"Kita nanti tunggu izin dari Dirjen Bina Marga terkait permohonan pinjaman jembatan bailey. Pemasangan jembatan bailey itu sekitar 2-3 bulan," ujarnya. 

Ia juga menuturkan, pihaknya saat ini tengah melakukan pemasangan bronjong sepanjang 450 meter di salah satu sisi sungai Cimadur. 

Selain itu, ia juga menuturkan dari hasil monitoring yang dilakukan terhadap infrastruktur sungai dan jalan yang menjadi wewenang Provinsi Banten yang terdampak akibat bencana banjir beberapa waktu lalu. 

Di antara ruas jalan daerah Cikotok sekitar 500 meter, termasuk lokasi yang dekat dengan masjid yang terdampak banjir dimana terdapat kebutuhan untuk pemasangan drainase sekitar 500 meter dan sodetan kearah sungai Cimadur. 

"Hasil monitoring kita sudah disampaikan ke pimpinan. Di Sungai Cimadur yang menjadi perlintasan kita identifikasi ada 500 meter yang menjadi prioritas penanganan, kemudian Sungai Ciwaru kurang lebih 50 meter yang dibutuhkan penanganan tanggul berupa beton atau bronjong. Kemudian Sungai Cibareno hasil identifikasi sekitar 1,5 KM dengan ketinggian 3 meter yang harus di lakukan tanggul seperti di Sungai Cimadur," tandasnya.(red/h)




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel