Ini Dia Yang Menyebabkan Prabowo Menang Telak di Banten


Prabowo di Banten
Cipasera - Perolehan suara Joko Widodo malah tambah jeblok di Banten pada Pemilu 2019. Dia  kalah dengan pasangan Prabowo - Sandi. Anehnya,  faktor Ma’ruf Amin yang merupakan putera daerah tak berpengaruh. Asumsinya, Maaruf bisa jadi tambang suara.  Nyatanya, hasilnya justru sebaliknya

Tidak itu saja, bila dilihat dari partai koalisi juga mengherankan. Sebab partai Golkar dan PDI P memiliki kontituen yang besar. PDIP dan Golkar merupakan partai yang memiliki kursi terbanyak No  1 dan No  2 di DPRD Banten.

Dari hasil quick count atawa hitung cepat  beberapa lembaga survei, menunjukkan Jokowi kalah telak dari rivalnya Prabowo. Indo Barometer merilis perolehan suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin 37,5%, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 62,95%. Sedangkan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis perolehan suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin 37,49%, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 62,51%.

Kekalahan Jokowi - Maaruf tidak mengejutkan pengamat politik Unsera (Universitas Serang Raya),  Ahmad Sururi. Menurutnya, pada Pilpres 2014 elektabilitas Prabowo di Banten sangat tinggi.

Dan itu berlanjut lima tahun kemudian, sehibgga pilpres 2019 Prabowo menang lagi di Banten,

"Saya melihat ada konsistensi publik dalam memilih di sini, boleh dibilang militansi publik sudah kuat ke figur Prabowo di Banten. Tak bisa ditawar,” kata Sururi.

Sururi menambahkan, faktor Kiai Ma’ruf tidak dapat berperan mendorong perolehan suara Jokowi. Itu karena sosok Kiai Ma’ruf kurang mengakar di Banten. Untuk wilayah Tirtayasa dan Tangerang Barat mungkin Kiai Ma’ruf mengakar akan tetapi secara keseluruhan tidak.

“Artinya politik identitas dan politik lokalitas di Banten diperankan secara optimal oleh tim paslon 02,” papar Sururi

Sementara kekalahan paslon 01, menurut pengamat dari   Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Leo Agustino,  banyak faktor yang mempengaruhi.  Seperti dikutip sebuah media online Banten, diantaranya,  karena peminggiran  Ma’ruf yang terus “digoreng” oleh lawan politiknya. Berita yang menyatakan kiai hanya mengejar dunia, tidak pantas menyandang gelar kiai ini digunakan untuk melemahkan suara Paslon 01 di Banten.

Kedua, loyal voters Prabowo di Banten memang sangat tinggi dan ini berhasil dikelola dengan baik oleh tim Paslon 02.

Ketiga, hasil Pilpres 2019 kemarin menunjukkan bahwa masih sangat banyak haters Jokowi di Banten. Isu Jokowi PKI, Jokowi budak asing dan aseng terus terawat. Dan tidak begitu massif direspon oleh Tim Kampanye Daerah (TKD) untuk meluruskan ke masyarakat level Bawah.

“Hasil pengamatan saya di lapangan, TKD dan partai politik koalisi tidak bekerja optimal selama proses dinamika masa kampanye,” kata Leo kepada Bantenews.com,  Jumat (19/4/2019).

Hal lain, sepertinya dua klan Dinasti Politik di Banten yang memiliki pengaruh seperti Dinasti Ratu Atut Chosiyah dan Dinasti Jayabaya tidak optimal membantu pemenangan paslon 01 Jokowi-Amin.(red- berbagai sumber)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel