GEGER... LKS "Kokain Ganja" Kepala UPT Diduga Beri Rekom



 
AKB Heri Isnu, Kep BND Tangsel dan Mathodah (baju putih). (Foto: Ist)

Cipasera.com -Para wali murid SDN 1 Serua Indah dan sejumlah SDN di wilayah Ciputat, Kota Tangsel, kecewa lantaran kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Mathodah hanya menarik buku LKS  bermasalah dengan muatan “ganja” dan kokain.  Mestinya  Dindik memecat  Supandi  selaku  UPT Ciputat dan menyeret pelaku penjual bukunya  secara hukum.

“Supandi jelas salah, dia kabarnya  telah memberikan rekomendasi kepada oknum-oknum wartawan untuk menjual buku di sekolah dasar. Tanpa rekomendasi dari Supandi tak mungkin kepala sekolah SD di Ciputat berani membeli buku LKS, yang kemudian dijual kembali ke murid,” kata Agung Sulistiana kepada cipasera.com.    

Hal serupa diungkap pula oleh Yandri, wali murid SD  Ciputat 1. Menurut Yandri, harusnya Dindik menempuh jalur hokum kepada para pelaku supaya ada efek jera. “Kalau Cuma menarik buku, wali murid yang rugi. Kehilangan uang untuk membeli buku. Apa mau mereka mengembalikan uang kami?” Kata Yandri. “ Sebaiknya yg terlibat tuntut secara hukum,” tambahnya tegas

SN, seorang guru di SDN Jombang membenarkan, sekolahnya berani membeli buku LKS  bermuatan tulisan “ganja dan kokain” itu karena suplayer bilang dapat  rekomen yang ditanda tangani Supandi.

“Sebetulnya kami tak boleh jual buku di sekolah. Tapi karena ada rekomendasi atasan lewat surat, kami setuju saja. Sebab pengertian kami, kalau atasan sudah merekomen berarti itu ‘aman’. Eh nggak taunya ribut,” kata SN.  

Supandi yang didatangi ke kantornya untuk diminta konfirmasi tidak ada ditempat. “Pak Supandi lagi ke kecamatan,” kata  anak buahnya.

Sementara itu, dari hasil investigasi Dinas Pendidikan, buku LKS yang diterbitkan penerbit Bina Ilmu itu sudah tersebar di 26 SDN di Ciputat dan enam SDN di Pondok Aren. "Kepala SDN sudah kita panggil untuk klarifikasi persoalan itu," kata Mathodah, Kepala Dindik Tangsel di SMA 2 Kota Tangsel.

Berdasarkan pengakuan kepala SDN, buku tersebut satu paketnya dijual Rp 80 ribu. Satu paket buku LKS terdapat sebanyak 10 mata pelajaran.

"Kita tidak pernah memerintahkan sekolah untuk membeli buku paket LKS," ucapnya. "Buku ini di luar kewenangan kita. Ada oknum yang memanfaatkan situasi ini," terangnya.

Sementara Kepala BNN kota Tangsel AKBP Heri Istu mengaku kalimat yang terdapat di buku LKS mengandung unsur narkoba yang diajarkan kepada anak sekolahan.

"Mungkin ada kesalahan dari penerbitnya. Kita akan panggil penerbitnya. Apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian," tegasnya. (T/M)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel