Putri Amien Rais Sudah Meramal Bapaknya Akan Diperkarakan.


Hanum Salsabiela Rais. Sudah meramalkan...


Putri Amien Rais, Hanum Salsabiela Rais sudah meramalkan ayahnya bakal kena perkara. Hal itu setelah ia melihat sebuah pertemuan seseorang utusan yang mendatangi rumah Joglonya,  tempat pendiri PAN itu tinggal. Namun ia yakin ayahnya akan bisa mengatasi karena ayahnya orang yang sholeh dan berserah diri. Berikut tulisan Hanum Salsabiela yang diunggah di akun instagramnya. 

By : IG @hanumrais

Saya sebenarnya telah beresolusi akan mengurangi sosmed di bulan puasa ini (post terakhir tgl 21mei). Namun tuduhan yg dialamatkan  kepada  Bapak akhir-akhir ini membuat banyak pesan lewat WA, DM dll kepada saya,  agar saya sebagai putrinya juga memberikan semacam klarifikasi.

Saya tidak  akan memberikan klarifikasi terkait tuduhan tersebut, karna insyaAllah Bapak secara perwira akan menggelar konpers di kediaman Jakarta hari ini sebelum sholjum (sholat Jumat). .

Saya hanya ingin berbagi bagaimana seorang Amien Rais menanggapi badai dan terjangan fitnah, deraan ujian, cobaan namun juga kebahagiaan. Mudah mudahan menjadi hikmah di bulan suci ini. Terkembali kepada Anda yang menilai.

Di awal April 2017 lalu, seorang  mantan jenderal yg duduk di posisi pemerintahan cukup  strategis menemui Bapak. Ia mengatakan bahwa  dikirim boss- nya yg ingin bertemu Bapak. Ia ditugasi membuat titik temu & tempat. Bapak mengatakan,  "Monggo dengan senang hati, semua orang dari kalangan manapun saya temui, apalagi orang terhormat seperti  bapak bos".

Namun sang mantan jendral mengatakan,  boss ingin bertemu di tempat rahasia, tidak tercium media  karena pembicaraan akan bersifat confidential. Bapak tercenung. Ini sesuatu yang aneh. Mengapa harus rahasia?
Singkat cerita, Bapak menolak meski sang utusan berdalih: pertemuan penting yg tidak bisa jadi konsumsi publik.

"Maaf, jika ingin bertemu silahkan tapi terbuka, biarkan media melansir. Biarkan mereka tahu hasil pembicaraan, toh pasti terbaik untuk bangsa. Jika pertemuan rahasia, saya tahu,  saya hanya akan jadi bangkai politik Anda".

Sang utusan mundur, pamit dalam kekecewaan. Saya mendengar dan melihatnya semua dari balik pintu di Joglo. Oh ini to Bapak mantan jenderal yang sering jadi penghubung itu?

Sepeninggal sang utusan, saya katakan pada Bapak. "Pak, beliau bos pasti akan tersinggung dgn jawaban Bapak. Dan it's just a matter of time, you'll be singled out. Hanya soal waktu Bapak akan diperkarakan entah bagaimana dan apa caranya".  Bapak mengangguk. Ia sangat paham.

Amien Rais, mungkin ayah saya. Tapi saya mengagumi bagaimana ia menerima suatu hal, yang bagi sebagian orang termasuk saya adalah musibah. Tapi karena ia seorang yang,   insyaAllah rajulun shalih, ia menerimanya dengan lapang dada bahkan menganggap blessing in disguise, keberkahan yang terselip dalam sebuah ujian. Termasuk tuduhan menerima aliran dana. Ia tidak akan bersembunyi atau malah kabur. Blessing yg bagaimana? Silahkan nanti wartawan hadir.

Tidak hanya sekali ini sesungguhnya Bapak menerima tudingan ini. Yang bersifat seolah melanggar hukum, dicitrakan koruptif, hipokrit, dan lain lain  yg muaranya satu: pembunuhan karakter karena manuver Bapak dianggap tidak kooperatif dgn para petinggi nasional. Hingga akhirnya saya menyimpulkan , 'yang penting Amien Rais disebut dulu, diberitakan, dimunculkanlah opini dan bola liar fitnah yg keji di media, hingga kepingan- kepingan  tuduhan tersebut terbang tak terkontrol lalu setelah yakin the damage has been done, bahkan tidak akan terkoreksi lewat klarifikasi, selesai sudah misi. 36 tahun saya tahu benar bagaimana Bapak memberi perisai pada dirinya dalam kancah politik yg seringkali membuat orang lunglai karena tak kuat dirundung. Perisai itu adalah  salat, puasa, tadarus, dzikir, dan sedekah.

Sama halnya ketika kemarin saya justru bersiasat bagaimana Bapak harus mengklarifikasi hal ini dengan ini dan itu. Bapak malah senyum dan hanya mengatakan, "Yang terjadi pada Bapak semua atas ijin Allah The Almighty. Ini berkah! Ini berkah! Tidak sedikitpun  Bapak merasa ini hukuman atau ujian. "Kamu kalau baca Al Quran gak perlu kita berkelit atau takut. Hadapi"

Yah. Itulah saya memang bukan Amien Rais. Saya masih anak anak yang ketika terjadi suatu peristiwa yang memojokkan, justru terfikir bagaimana bersiasat atau membalasnya atau malah ngelokro berputus asa. Memandang hal yg unfortunate dengan kacamata keberkahan, mungkin hanya bisa dirasa oleh orang yg maqom imannya sudah qualified.

Saya jd teringat suatu kali ketika saya ngelokro di kursi roda ketika selesai di kuretase keguguran. Bapak menggeledek saya dan tak henti-hentinya saya menangis sambil saya gumam, "Saya sdh hopeless"
Bapak tampak tidak suka dengan kelemahan iman saya ini. Ia kemudian duduk menghadap saya "Num lihat ya rumah sakit ini. Lihat baik-baik. Ruangan- ruangannya, nursing stationnya, semuanya"

Saya memandang sekelebat tapi masih tak paham apa maksud Bapak. Masih menangis meratapi janin 11 minggu yg barusan dimakamkan.

"Nduk, kamu keguguran itu memang sebuah kesedihan.Tapi lihatlah kabar baiknya, kamu bisa HAMIL! Setelah sekian tahun tanpa ada hasil! Kamu punya benih! Bahkan bisa menyimpan tiga embrio yg bisa digunakan lagi. Allah memberi kabar baik: kamu wanita yang bisa hamil. Bukan manusia yg disebut didalam Al Quran,  yg memang ditakdirkan Allah tidak diberi benih. Tinggal masalah waktu kamu harus terus mencoba"

Mataku yang sembab seketika sedikit melebar. Ada keberkahan yg luput dari  kacamataku. Yang bisa dibaca Bapak. "Nduk, ingat suatu saat nanti Bapak akan menggeledek kamu melewati ruangan-ruangan  RS (rumah sakit –red) ini, melewati nursing station ini, dengan kamu yg tersenyum mendekap seorang bayi. Bapak yakin. InsyaAllah. Pulang dari  RS ambil wudhu, sholat, dzikir, ngaji dan jangan lupa sedekahnya dikuatkan. Its just a matter of time you will have a baby"

Sekian tahun berikutnya, meski di RS yg berbeda, saya mendekap Sarahza dengan Bapak mendorong saya dikursi roda. @rangga_alma pernah bilang kepada saya, setelah Sarahza lahir. Num, kadang aku berpikir ekstrim,  ya mungkin kita berdua ini kan bukan orang yang saleh-saleh amat. Ngadepin hidup sering naik turun kadar imannya, bahkan sering suuzon sama yang di atas, mungkin doa kita selama ini tidak dikabulkan sama Allah. Tapi Allah mengabulkan doa Bapak untuk kita karena ia orang saleh.

Itulah Amien Rais. Di Jumat Berkah ini, ia akan hadapi tudingan yang dialamatkan padanya itu dengan bersyukur dan tanpa sedikitpun rasa keder. Karena ia berperisai keyakinan bahwa Allah selalu bersama hambaNya yg berserah diri. (*)



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel