Betulkah Gempa 6,9 SR Jumat Sudah Diramal Babu?


Cipasera.com  - Gempa 6,9 SR yang terjadi kemarin  di Sukabumi, Jabar  betulkah sudah diramalkan oleh Babu Kalayil pada September lalu? Sebab seperti kita tahu, Babu Kalayil pernah  meramalan lewat surat yang ditujukan ke Perdana Menteri India, Narendra Modi pada 20 September 2017.

Babu Kalayil yang mengklaim punya extrasensory perception (ESP) alias indra keenam ini menyatakan dalam suratnya, antara lain, di Samudra Hindia, gempa bumi akan terjadi sebelum 31 Desember 2017. Lindu dahsyat ini bisa mengguncang seluruh pesisir wilayah benua Asia. Akibat dari itu,  sebelas negara akan terdampak: India, China, Jepang, Pakistan, Nepal, Bangladesh, Thyland (Thailand), Indonesia, Algantstan (Afghanistan), Sri Lanka, dan akan berlanjut ke negara-negara Teluk. 

Selanjutnya, Babu yang dalam tulisannya banyak salah ketik itu mengklaim, ramalan didapat pada 20 Agustus 2017 lewat indra keenamnya.
Meski klaim tersebut tak didukung bukti ilmiah, ramalannya itu mengingatkan kembali akan apa yang terjadi pada akhir Desember 2004.
Kala itu, Minggu pagi 26 Desember 2004 pukul 07.58 WIB, gempa dengan kekuatan 9,1 skala Richter terjadi. Pulau Sumatera berguncang hebat, terutama di Aceh. Lindu kencang selama 10 menit memicu kepanikan.
Gempa dahsyat itu disusul tsunami. Dari Aceh, gelombang gergasi memantul ke 12 pantai di pesisir Samudera Hindia. Korban-korban berjatuhan di Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, Thailand, Myanmar, Malaysia, Somalia, Tanzania, Seychelles, Bangladesh, dan Kenya. Total 230 ribu nyawa terenggut.
Meski banyak yang percaya terhadap ramalan Babu Kalayil, namun sebagian ilmuwan  tidak mempercayainya karena tak ilmiah. 
Dr Mohd Hisham Mohd Anip dari Badan Meteorologi Malaysia mengatakan, tak ada bukti ilmiah yang menunjukkan ramalan itu perlu dikhawatirkan.
Ia menegaskan, belum ada teknologi yang bisa memprediksi aktivitas seismik, apalagi selang beberapa bulan sebelum kejadian.
Hal senada juga diungkap Direktur Pusat Penelitian Bencana Alam Universiti Malaysia Sabah (USM).
Tongkul mempertanyakan mengapa orang yang mengaku sebagai ilmuwan asal India itu bisa mengeluarkan prediksi tanpa riset yang menghasilkan bukti kuat secara ilmiah.
Padahal, kata dia, ramalan tersebut bisa membuat orang panik.
Sementara itu, dalam siaran persnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menanggapi prediksi tersebut.
Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Saldy menegaskan, ramalan tersebut tak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Karena cakupan dampak yang disebutkan sangat luas dan sulit diterima dalam ilmu kegempaan (seismologi)," kata Saldy.
BMKG, ia menambahkan, tak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa kekuatannya.
"Masyarakat diimbau tidak terpancing isu yang beredar tersebut ," kata dia.
Situs anti-hoax, Snopes.com juga membantah prediksi yang dikeluarkan Babu Kalayil. Salah satunya, dengan mengatakan bahwa ESP atau indra keenam sama sekali tak didukung fakta ilmiah.
Alasan lainnya, reputasi Babu Kalayil, sebagai ilmuwan atau orang yang bisa memprediksi gempa, diragukan.
Ini bukan kali pertamanya Kalayil muncul dalam pemberitaan. Sebuah kisah yang diragukan kebenarannya muncul pada 2005 di media India, The Hindu. Yang mengisahkan dugaan upaya seorang fisikawan yang diidentifikasi sebagai 'G. Renuka' dari University of Kerala untuk menguji kekuatan indra keenam Kalayil.
"Dr Renika mengatakan, pada 2 Agustus 2001, Babu memprediksi keberadaan air di Mars, sebulan sebelum para ilmuwan di Hungaria melaporkan keberadaan air di Planet Merah," demikian cuplikan artikel tersebut.

Meski demikian, apakah Lindu yang mengguncang di pantai selatan dua hari lalu  sama dengan ramalan Babu? (red/lp6)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel