Pesantren La Tansa Banten Luncurkan Buku Elegi Pesantren


Cipasera - Di tengah wabah Covid-19, Pesantren La Tansa dan Rifa'i Center meluncurkan buku kumpulan puisi berjudul Elegi Pesantren. Peluncuran buku puisi ini dilakukan secara simbolik dengan pengiriman salinan buku format PDF ke sejumlah komunitas sastra dan pesantren melalui jaringan media sosial, Rabu, 25 Maret 2020.

"Allah SWT berkehendak lain. Kami telah merencanakan peluncuran buku pada tanggal 21 Maret 2020, bertepatan dengan Hari Puisi Dunia. Tapi situasi ternyata berbicara lain. Indonesia sedang dilanda wabah Covid-19," ujar Direktur Eksekutif Rifa'i Center (RICE) Chavchay Syaifullah.

Buku Elegi Pesantren adalah sebuah buku kumpulan puisi santri Pesantren La Tansa hasil workshop puisi dalam program La Tansa International Literary Festival (LILFEST) pada 6-8 September 2019 lalu. Di dalam buku Elegi Pesantren itu juga terdapat beberapa makalah dari seminar LILFEST 2019 dan sejumlah puisi dari penyair mancanegara yang hadir dalam acara tersebut serta puisinya berhasil didokumentasikan pihak panitia.

Menurut Chavchay, proses penerbitan, mulai dari pengetikan ulang puisi-puisi santri yang semuanya ditulis tangan, editing, penulisan kata pendahuluan dan kata pengantar, tata letak, desain, hingga pembuatan dummy, bahkan sudah dimulai sejak November 2019 hingga Februari 2020. Buku itu kini sudah dicetak, namun acara peluncuran di ruang publik tidak bisa dilaksanakan karena Indonesia kini tengah menghadapi wabah Covid-19.

"Setelah menimbang, pada akhirnya kami putuskan bahwa buku puisi Elegi Pesantren hanya diedarkan di lingkungan Pesantren La Tansa. Itu pun saat ini masih disimpan di ruang khusus dan akan diedarkan setelah situasi kondusif. Adapun rekan-rekan luar pesantren, kami kirimkan salinan buku Elegi Pesantren dalam format PDF saat ini," jelas Chavchay.

Buku Elegi Pesantren ini adalah media belajar para santri La Tansa tentang puisi dan sastra. Ini sekaligus untuk menunjang kegiatan Komunitas Ngaji Sastra dan Teater La Tansa (Konstela) yang harus semakin kreatif di bidang literasi.

Pimpinan Pesantren La Tansa KH Adrian Mafatihullah Kariem menilai bahwa dalam buku Elegi Pesantren masih banyak kelemahan di sana-sini, karena waktu workshop yang singkat dari para sastrawan profesional.

"Namun kami merasa perlu mendokumentasikan perjalanan sastra para santri ini. Kelak semoga bisa terjadi lompatan-lompatan besar lainnya. Tak ada lompatan besar, kalau tak ada lompatan kecil. Tak ada seribu langkah, bila tak ada langkah pertama," ujar Kyai Adrian yang belum lama ini menerbitkan novel relijius berjudul Dan Bidadari Surga Pun Cemburu.

Ia berharap buku Elegi Pesantren dalam format PDF ini bisa menjadi bacaan di rumah sehubungan dengan program social distancing atau physical distancing yang sedang diberlakukan oleh Pemerintah RI terkait penanganan wabah Covid-19. (Rils*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel