500 Warga WNI Tinggal di Daerah Gempa. Dkmpet Duafa Akan Kirim Bantuan

        Gempa bikin ambruk hotel


Cipasera -  Gempa bumi  7.4 magnitudo mengguncang  Turki  Selatan ( Prov Kahramanmaras, Gaziantep dan Osmaniye)  pukul  08.17 wib telah memporakporandakan d gedung- gedung dan rumah warga, Senin,06/02/2023. Sejumlah orang dikabarkan tewas akibat gempa.

Tak heran,   sejumlah pemimpin negara dari berbagai belahan dunia mengucapkan belasungkawa atas bencana yang terjadi.

Ucapan duka cita juga datang dari   para penyintas Gempa Turki dari Dompet Dhuafa, lembaga kemanusiaan yang berbasis di Indonesia.

Melalui Direktur Komunikasi & Teknologi Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra mengatakan, “Kami bersama masyarakat Indonesia turut belasungkawa yang sedalam-dalamnya bagi masyarakat Turki,  khususnya terdampak dari Gempa dengan M 7.4. Dengan situasi yang demikian, Dompet Duafa   akan berupaya  mengirimkan bantuan bagi masyarakat Turki," kata Prima Hadi.

Selain itu, KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di daerah bencana, mencari korban dari Indonesia,  Satgas Perlindungan WNI (Warga Negara Indonesia) dan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) menyatakan, menurut KBRI Ankara sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia.

Sementara itu sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah”.

Pihak KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat. 

 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar  500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional. 

Dompet Dhuafa melalui unit Disaster Management Center (DMC) tengah mengupayakan penanganan bantuan respons tanggap darurat gempa bumi di Turki dan Suriah.

“Saat ini masih dalam tahap asesmen, karena belum bisa mengakses ke lokasi. Baik dari pemerintah ataupun NGO lokal di sana,” kata  Haryo dari Dompet Duafa.

Dalam pendataan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, ada 500 warga Indonesia berada di daerah pusat gempa. Sebagian besar mahasiswa, sebagian lagi bekerja pada sejumlah organisasi internasional. Sejauh ini, tiga WNI dipastikan cedera gara-gara bencana itu.

“Rencananya kita akan mengirimkan bantuan untuk menunjang kebutuhan penyintas selama musim dingin, yakni tenda pleton dan pemanas ruangan,” terang Narwan selaku Manager Response-Recovery DMC Dompet Dhuafa.

Ahmad Bakari dari Elaf for Relief mengatakan gempa bumi terasa sangat kuat. Pemerintah sedang berada di fase siaga tanggap darurat. Sebagian masyarakat berada di jalanan dan masjid. Saat ini kebutuhan mendesak yakni tenda dan penghangat karena suhu cuaca sedang sangat dingin penuh dengan salju.(red/tw)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel