Produksi Padi Banten 8 Besar Nasional. Kata Kepala BPS Begini Alasannya

        Hamparan sawah yang suhur


Cipasera - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten merilis,  produksi padi  Provinsi Banten pada tahun 2022 meningkat. Luas panen padi pada tahun 2022 mencapai sekitar 337,25 hektare, mengalami kenaikan 18,99 ribu hektar atau 5,97 persen dibandingkan luas panen di 2021, yang hanya sebesar 318,25 ribu hektar. Sementara, Nilai Tukar Petani (NTP) Februari 2023 sebesar 104,20, naik sebesar 1,09 persen dari NTP bulan sebelumnya. 

Tidak itu saja, berdasarkan pemantauan luas panen yang mengikuti metode produktivitas dan luas panen yang bertumpu pada luas baku lahan, di Banten luas baku lahan ada di 204.335 Hektar.  Dari segi produksi,  Banten berada di 8 besar nasional. 

"Artinya dari luas lahan nasional ini menjadi luas panen dan produktivitasnya kita bisa lebih baik lagi,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Dody Herlando saat rilis berita Resmi Statistik secara online, Rabu, 01/03/2023

Dikatakan Dody,  dengan estimasi luas panen padi yang terjadi di bulan Januari-Desember 2022 mengalami peningkatan sebesar 5,97% dibanding luas panen yang terjadi di tahun sebelumnya. Biasanya, estimasi luas panen padi tersebut disebabkan dengan pola produksi di Provinsi Banten yang tidak selalu sama. Nantinya akan dilakukan pemetikan hasil panen pada panen raya di bulan Maret.

“ini kabar baik bahwa potensi padi dan realisainya meningkat. Di 2022 kita memiliki luas panen sebesar 337,24 ribu hektar luasan panen. Dengan luas total produksi yang sudah di konversi menjadi naik 11, 56% dibandingkan produksi padi di tahun 2021,” jelasnya.

Dengan produksi padi di tahun 2022 sebesar 1,79 juta ton GKG,  lanjutnya, maka beras juga mengalami kenaikan sebanyak 185,34 ribu ton dibandingkan produksi padi di 2021 yang sebesar 1,60 juta ton GKG. Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1,02 juta ton, naik 105,55 ribu ton.

“Kenaikan di tahun 2022 ini beberapa faktor pendukung yakni cuaca yang mendukung, program – program Pemerintah yang baik serta teknologi yang dipakai dan budidayanya,” ungkap Dody.

Dengan jumlah luas panen yang terus meningkat, Nilai Tukar petani (NTP) di Provinsi Banten juga mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen dari bulan sebelumnya.  Provinsi Banten secara indeks berada di peringkat 6 Nasional dengan jumlah nilai sebesar 104,2 persen.

“Ada indikator lain dari Nilai Tukar Petani (NTP) ini. Namun kita bisa melihat dari bisnis usaha pertanian ini, ialah usaha yang terus mengalami perkembangan yang baik setelah peternakan dan perkebunan,” jelasnya.

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Banten Februari 2023 sebesar 105,87 atau naik 1,19 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Kontribusi yang mengalami kenaikan itu adalah ayam, gabah, karet, dan beras merah.


“Dengan hal ini, kita memantau harga gabah di tingkat petani dan penggilingan yang dibedakan. Hingga menjadi harga gabah di tingkat petani pada Februari 2023 mengalami kenaikan. Kualitas Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 3,66 persen sedangkan Gabah Kering Panen (GKP) mengalami penurunan sebesar 1,77 persen,” kata Dody.

Dijelaskan, jika melihat rata-rata harga gabah bulan Februari 2023 di tingkat petani kualitas GKG sebesar Rp. 5.563,- dan GKP Rp. 4.840,- per Kg. Untuk kualitas GKG, harga tertinggi sebesar Rp. 6.200,- pada varietas Inpari 32 HDB dan harga terendah sebesar Rp. 4.500,- pada varietas Ciherang. (Ris)




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel