Lagi, Gudang Gas Oplosan Digerebek Polisi Tangerang

Gas yang  disita (foto: Ist)
Cipasera - Wilayah Tangerang ternyata  banyak  dijadikan "area " pengoplosan gas. Ini terbukti setelah beberapa tempat digrebek polisi. Ciledug, Pinang, kini giliran  pengoplos di Kampung Kandang Kambing, Kab Tangerang yang berhasil digrebek Polres Metro Tangerang. 

Dalam penggerebegan  di gudang pengoplos gas bersubsidi tersebut, Jumat (2/2/2018) ditemukan  1.300 tabung gas subsidi  yang akan disuling untuk dioplos ke tabung 12 kg, gas   nonsubsidi.
Kapolres Metro Tangerang Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, gas bersubsidi tersebut digunakan sebagai bahan baku penyuntikan, yang nantinya disuntikan ke tabung gas  12 kg. .

"Jajaran kami menindak tegas pengoplosan dan penimbunan bahan baku gas  bersubsidi yang akan  dioplos untuk  dijual secara normal," kata  Harry.

Harry menambahkan, di lokasi yang sama, diamankan lima tersangka di mana salah satunya merupakan pemilik pabrik tersebut. Mereka berinisial CS (33), serta empat orang lainnya WP, MD, AF dan SH. Keempat karyawan inilah yang bertugas menyuntik gas subsidi ke nonsubsidi.
Harry merinci, ada 1.300 tabung ukuran 3 kg beserta alat untuk menyuntik.
" Ada 500 sudah terisi penuh, sedang yang  600 dalam proses pengisian. Ditemukan pula alat kegiatan untuk menyuntikan dan semua dalam keadaan siap disuntik," tambah Harry Kurniawan. 

Diungkapkan oleh Harry, modusnya  gas bersubsidi tersebut dikumpulkan menjadi satu dan dimasukkan ke dalam tabung berukuran 12 kg. Tempat yang digerebek digunakan khusus penyuntikan, sementara gudang dan penjualannya berada di lokasi berbeda. Omzetnya bisa Rp 50 juta sebulan.
"Memang terpisah, sebab nantinya dijual ke masyarakat sendiri dengan harga normal," kata Harry.
Sementara untuk asal pembelian, Harry mengungkapkan masih akan melakukan penyelidikan. Sebab, sekali produksi pabrik tersebut dapat memproduksi 50 tabung dengan omzet mencapai Rp 50 juta perbulannya.

Pengoplosan dilakukan dengan rapi sehingga warga setempat  tidak ada yang  meski  curiga dengan aktifitas pergudangan tersebut meski lokasi di permukiman padat penduduk.
"Kalau bau gas enggak pernah. Kami tak pernah tahu apa yang ada di dalam gudang," kata Agus S, salah satu warga sekitar.  (Red/ts/Lip6)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel