Anies Bungkam Dewan dan Isu Liar Revitalisasi TIM

Anies Baswedan 
Cipasera - Gubernur DKI Jakarta  Anies Baswedan mendatangi undangan Komisi X DPR- RI. Anies datang mengenakan baju batik. Wajahnya tak terlihat tegang akan menghadapi anggota dewan. Ia justru banyak senyum dan tampak  santai.

Saat  rapat akan digelar  di ruang rapat Komisi X DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2020), Anies terlihat tersenyum kepada media dan melambaikan tangan.

Rapat pun  dimulai pukul 09.40 WIB. Rapat dipimpin Ketua Komisi X Syaiful Huda, sementara Anies didampingi  sekretaris dan Sekda DKI Saefullah, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto. Tampak pula Ketua DPRD DKI Jakarta dan Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian.

Dan saat giliran Anies diberi waktu menjawab pertanyaan, semua dijawab mantan rektor Paramadina ini dengan jernih, runut dan detail. Jawaban Anies seakan membungkam semua pertanyaan anggota dewan, juga isu - isu liar revitalisasi TIM di luar selama ini.

"Saya sampaikan terima kasih ke Komisi X, saya pribadi senang kembali ke ruangan ini, Pak.  Dahulu biasa duduk di tempat ini, " kata Anies sambil tersenyum.

Selanjutnya  Anies angkat bicara, bahwa  proses revitalisasi TIM dilakukan agar TIM menjadi ikon serta pusat kegiatan kesenian dan kebudayaan dunia. Ia berharap TIM menjadi rumah untuk interaksi pelaku-pelaku seni global.

Bukan Membangun  Hotel tapi Wisma
Anies membantah  dengan tegas,  isu akan dibangunnya hotel bintang 5 dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Kata Anies, yang akan dibangun bukanlah hotel, melainkan wisma untuk para seniman.

"Bagaimana dengan hotel? Tidak ada hotel bintang 5 yang akan dibangun di sini. Memang akan dibangun fasilitas tempat tinggal atau wisma untuk para seniman," ujar Anies.

Pembangunan wisma ini, menurut Anies, untuk memfasilitasi para seniman domestik dan mancanegara yang akan datang ke TIM. Anies menyebut pembangunan wisma itu agar para seniman bisa berinteraksi di pusat kebudayaan tersebut.

"Para seniman itu akan datang ke Jakarta, dan kalau mereka datang ya paketnya harus ada menginapnya. Tinggal pilihannya mau diinapkan di mana? Mau beri fasilitas di dalam sehingga mereka berinteraksi 24 jam sesama seniman, atau mereka tidak diberikan fasilitas dan berinteraksi di luar," papar Anies

 Tidak Komersilkan
Anies menegaskan revitalisasi TIM bukan untuk mencari uang bagi Pemprov DKI.

"Revitalisasi  bukan tempat cari uang, kalau pemprov mau cari uang, naikkan PBB lebih mudah daripada mencari uang lewat biaya sewa fasilitas di TIM, tidak. Tapi pengelolanya, badannya, harus berbentuk PT supaya leluasa," ungkap Anies di Komisi X DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Anies  menjamin dan menyakinkan dewan, pihaknya tidak akan mengomersialisasi kegiatan seni budaya. Ia mencontohkan pemisahan Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata di internal Pemprov DKI.

"Lalu apakah komersial? Sama sekali tidak. Kalau komersial, Pak, maka ya bukan di kegiatan seni nonkomersial. Komitmen kita untuk memisahkan kebudayaan dari praktik komersial itu kita tunjukkan di internal pemprov, Dinas kebudayaan dipisah dengan pariwisata," kata alumni UGM ini.

JakPro Kelola Bukan Konten
Ditegaskan secara detail oleh Anies,  kegiatan kesenian di TIM akan tetap dikelola Dinas Kebudayaan DKI dan Dewan Kesenian Jakarta.

"Pasca revitalisasi  BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ini akan mengelola lingkup infrastruktur dan propertinya. Kegiatan seninya, programnya, aktivitasnya, seni dan budaya, itu diselenggarakannya oleh Dinas Kebudayaan, bersama juga dengan Dewan Kesenian Jakarta," ujar cucu pejuang kemerdekaan AR Baswedan ini.

"Jadi kontennya tidak di JakPro, kontennya sama sekali tidak di JakPro. Dan JakPro tidak punya kompetensi, dan tidak punya track record mengelola konten di situ," tegas Anies.

Ikonik TIM Dipertahankan
Tak cuma itu, Anies mengungkapkan,   rancangan revitalisasi TIM sudah selesai sejak tahun 2008. Revitalisasi TIM saat ini, adalah modifikasi dari rancangan yang ada sejak dulu.

"Rancangan ini sudah selesai tahun 2008. Waktu itu dilakukan sayembara sudah ada pemenangnya, dan ini yang kita teruskan dengan beberapa modifikasi. Sekaligus mengembalikan TIM ke posisi semula," paparnya.

Menurut Anies, bagian yang ikonik di TIM akan tetap dipertahankan. Selain itu, ia mengatakan TIM akan menjadi tempat yang aksesnya terbuka.

Anies sekali lagi menyatakan bahwa pembicaraan soal revitalisasi TIM sudah ada sejak tahun 2008. Anies pun menyadari jika revitalisasi TIM saat ini perlu dijelaskan agar ada pemahaman yang sama di semua pihak.

Akan Intensif dengan DKJ
Soal komunikasi   dengan para seniman terkait revitalisasi TIM, Anies menegaskan pihaknya akan berkomunikasi dengan para seniman.

" Insyaallah kita akan intensifkan lagi dan menyangkut pelibatan channel-nya,  institusi yang jelas sehingga kita tahu dengan siapa harus berinteraksi. Di mana itu? Ya di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)," kata Gubernur paling populer ini.

Dikatakan pula oleh Anies, DKJ bisa menjadi 'payung' agar pemerintah provinsi DKI Jakarta tak berkomunikasi dengan pihak yang salah. Anies juga menegaskan jika aktivitas dan konten seni budaya di TIM seluruhnya akan diberikan kepada seniman. (Red/ts/dtk)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel