Abdul Hamim: Pihak Sekolah Larang Korban Pelecehan Seksual Ikut Aksi Solidaritas

 Aksi siswa SMK Waskito: usut tuntas.(foto: TN)

Cipasera - Kuasa hukum siswi korban kekerasan seksual di SMK  swasta di  Sarua, Tangerang Selatan,   kecewa terhadap pihak sekolah yang  diduga menghalangi kliennya  ikut partisipasi dalam aksi solidaritas siswa yang digelar untuk korban, Rabu, 7/5/2025.

Hal itu diungkapkan Abdul Hamim Jauzie S.H, menyusul informasi yang ia terima hari ini. Menurut Hamim, siswa- siswi SMK Waskito  akan menggelar aksi solidaritas untuk dua korban pelecehan seksual, namun dihalangi oleh pihak sekolah untuk ikut serta dalam aksi.

"Kami sangat menyayangkan tindakan pihak sekolah yang menghalangi korban untuk ikut dalam aksi solidaritas. Ini jelas melanggar hak mereka untuk menyampaikan pendapat," ujar Hamim dalam keterangan tertulis yang dikirim ke cipasera.com.

Lebih lanjut Hamim mengungkapkan, bahwa siswa yang mengikuti aksi solidaritas juga mendapatkan panggilan dari kepala sekolah. Bahkan, menurut informasi yang ia terima, pihak sekolah melakukan pemeriksaan terhadap telepon seluler siswa untuk mencari dan menghapus video dokumentasi aksi.

Pagi tadi, Kamis (8/5), siswa dikabarkan kembali berencana melakukan aksi solidaritas. Namun, upaya tersebut kembali dihalangi oleh kepala sekolah. Hamim menyebutkan bahwa pihak sekolah bahkan mengeluarkan ancaman penangkapan oleh polisi jika aksi tetap dilakukan. Pagi tadi di sekolah kebetulan memang ada sejumlah anggota TNI dan Polri.

Selain itu, pihak sekolah juga diduga mengancam akan menahan ijasah siswa jika mereka ikut serta dalam aksi.

Hamim menilai tindakan-tindakan pihak sekolah tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak anak untuk didengar pendapatnya dan hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Ia menyayangkan sikap sekolah yang dinilai tidak mendukung kepekaan dan kepedulian siswa terhadap isu kekerasan seksual.

"Pihak sekolah seharusnya bangga melihat siswanya memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap peristiwa yang terjadi. Bagi kami, siswa yang ikut aksi itu hebat dan keren," pungkas Hamim.

Hingga saat ini, pihak sekolah belum memberi keterangan soal pelararangan aksi terhadap korban. (Red/rl).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel